SENGKETA lingkungan hidup membutuhkan data yang akurat. Data ini sebagai bukti yang ada di lokasi kejadian.
Ahli Modeling Laboratorium Data Laut & Pesisir Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan & Perikanan Dr Ing Widodo S Pranowo mengatakan, ketika ada suatu pencemaran, maka dapat disimulasikan bagaimana penyebaran material pencemaran tersebut.
“Berdasarkan propagasi pencemaran, dapat diestimasikan kawasan mana sajakah yang terdampak,” Kata Widodo kepada Darilaut.id.
Dengan adanya informasi ini, kata Widodo, dapat di-overlay dengan baseline information sumberdaya laut apa saja yang terdampak. Adakah kawasan perikanan yang terdampak, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, tim survei menindaklanjuti dengan turun ke lokasi kejadian. Tim ini mengumpulkan lagi bukti-bukti di lokasi yang diestimasi telah terdampak.
Karena itu, menurut Widodo, dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup, hasil pemodelan dapat digunakan sebagai guide untuk mencari bukti di lokasi.
Keuntungan permodelan ini, lebih efektif dan efisien. Kemudian tidak berdampak kepada alam atau tidak membahayakan. “Ekonomis dan lebih lebih praktis,” kata Widodo, salah satu nara sumber kegiatan Forum Ahli yang difasilitasi Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Bali.
Komentar tentang post