Darilaut – Perubahan iklim meningkatkan curah hujan ekstrem saat badai tropis terjadi di Afrika Tenggara. Lebih dari satu juta orang terkena dampaknya dan dilaporkan sebanyak 230 orang meninggal dunia.
Perubahan iklim ini membuat curah hujan yang ekstrem lebih deras dan lebih merusak selama lima badai berturut-turut pada bulan Januari dan Februari di Madagaskar, Malawi, dan Mozambik.
Hasil analisis Atribusi Cuaca Dunia (World Weather Attribution) menunjukkan bahwa perubahan iklim memperburuk keadaan. Tetapi para ilmuwan tidak dapat menghitung dengan tepat seberapa besar perubahan iklim mempengaruhi peristiwa tersebut karena kurangnya pengamatan cuaca berkualitas tinggi yang tersedia untuk bagian Afrika.
Tim ini melibatkan ilmuwan iklim internasional terkemuka.
Menurut Kelompok Analisis Sistem Iklim, Universitas Cape Town, Piotr Wolski, Afrika Tenggara, termasuk Madagaskar, Malawi dan Mozambik, sudah menjadi hotspot badai tropis dan siklon, yang kami perkirakan akan menjadi lebih intens dan merusak dengan perubahan iklim.
Sangatlah mendesak untuk menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi kerentanan dan dampak sosial-ekonomi yang merugikan di kawasan, dan mengurangi emisi karbon di negara-negara yang paling berpolusi.
Badai Tropis Ana pada akhir Januari 2022 membawa angin, hujan lebat, kerusakan dan kehancuran di beberapa bagian Madagaskar, Mozambik, Malawi, dan Zimbabwe.
Komentar tentang post