Darilaut – Badai siklon (cyclonic storm) Senyar yang berkembang dan terbentuk di Selat Malaka mengakibatkan sedikitnya 82 orang meninggal di Provinsi Aceh, Sumatra Utara (Sumut ) dan Sumatra Barat (Sumbar).
Badai Senyar yang membawa hujan lebat dan angin kencang menyebabkan banjir dan longsor di banyak kabupaten dan kota di tiga provinsi tersebut.
Siklon tropis Senyar berkembang dari bibit siklon tropis 95B yang mulai teridentifikasi pada 21 November 2025 pukul 01.00 WIB di wilayah Selat Malaka, sebelah timur Aceh, kata Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Pada Minggu (23/11) bibit siklon tropis 95B terletak di timur laut Lhokseumawe, Aceh, atau selatan Phuket, Thailand, Selat Malaka.
Menurut Pusat Peringatan Topan Gabungan (JTWC) sistem ini memiliki peluang kecil untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan.
Bibit 95B mengemas kecepatan angin permukaan maksimum yang berkelanjutan sekitar 35–45 km per jam (18–23 knot).
Pada Rabu (26/11) bibit siklon tropis 95B telah berkembang menjadi badai siklon (cyclonic storm) 04B dekat Kota Langsa, Aceh, Selat Malaka.
Setelah mendarat di Langsa, Senyar berbelok ke selatan dan tenggara melintasi daratan Sumatera Utara. Selama melintasi daratan Senyar mempertahankan kekuatan dan hingga Rabu malam sudah berada di dekat Kota Medan untuk kembali melintasi Selat Malaka.




