Darilaut – Badai siklon (cyclonic storm) Senyar telah kembali ke Selat Malaka meninggalkan jejak kehancuran di Sumatra Utara dan Aceh.
Delapan warga di Tapanuli Selatan meninggal dunia akibat banjir dan longsor, satu orang dilaporkan hilang karena hanyut terbawa arus sungai di Padang Sidempuan.
Banjir menghantam tujuh kabupaten dan kota di Sumatra Utara dan Aceh.
Saat ini, pada Kamis (27/11) dini hari, Senyar sudah berada di pesisir Kota Medan. Badai Senyar akan melintasi Selat Malaka mengarah ke barat Malaysia.
Siklon tropis Senyar mendarat di dekat Kota Langsa, Aceh, pada Rabu (26/11). Badai ini kemudian berbelok ke selatan melintasi daratan Sumatera Utara, terus ke tenggara dan timur.
Berdasarkan aplikasi Zoom.earth, sistem ini diperkirakan akan bergerak ke timur dan timur-timur laut menuju Malaysia. Selama melintasi daratan Senyar mempertahankan kekuatannya sejak Rabu hingga Kamis.
Pusat Peringatan Topan Gabungan (JTWC) mengatakan Senyar telah bergerak ke arah timur-tenggara dengan kecepatan 7 km per jam (4 knot) selama 6 jam terakhir.

Tinggi gelombang signifikan maksimum adalah 3,7 meter (12 kaki), kata JTWC.
Senyar diprakirakan akan berbelok ke timur karena pengaruh arah barat yang rendah hingga menengah membawa sistem kembali ke Selat Malaka.




