Darilaut – Dalam sepekan terakhir, Beijing, ibukota Cina, telah mencatat curah hujan terberat sejak pencatatan dimulai 140 tahun lalu. Hujan terberat di Cina Utara, dibawa Topan (Typhoon) Doksuri di wilayah tersebut.
Kota itu mencatat curah hujan 744,8 milimeter, jumlah curah hujan maksimum yang tercatat selama badai hujan, antara Sabtu (29/7) pukul 20.00 Sabtu hingga Rabu (2/8) pukul 07.00 di waduk Wangjiayuan di Distrik Changping, kata Dinas Meteorologi Beijing, Rabu.
Kantor berita Xinhua melaporkan Ibukota Cina telah mengalami hujan lebat yang dibawa oleh Topan Doksuri, menyebabkan 11 korban jiwa pada Selasa (1/8) pagi.
Kota itu mencabut peringatan merah untuk banjir pada Rabu pagi karena aliran air di sungai-sungai besar sudah di bawah tanda peringatan.
Pihak berwenang China telah meluncurkan upaya penyelamatan dan bantuan besar-besaran sebagai tanggapan atas hujan deras yang disebabkan Topan Doksuri.
Hujan terus-menerus sejak Sabtu malam telah memengaruhi lebih dari 44.600 orang di 13 distrik kota metropolitan dan mendorong relokasi sekitar 127.000 orang, menurut otoritas pengendalian banjir kota.
Dipengaruhi oleh Topan Doksuri, curah hujan ekstrem tercatat di Cina utara dan daerah di sepanjang sungai Kuning dan Huaihe, memicu banjir dan bencana geologis serta menyebabkan banyak korban jiwa di Beijing dan Hebei.
Komentar tentang post