SAMPAH plastik sangat mempengaruhi ekosistem pesisir dan laut. Secara khusus, polusi lingkungan akibat mikroplastik sebagai masalah internasional yang harus mendapatkan penanganan serius.
Dampak mikroplastik ini tidak hanya pada ekosistem, melainkan juga berpotensi pada kesehatan manusia.
Untuk menjembatani berbagai permasalahan mikroplastik di laut, sebanyak 22 ahli mikroplastik dunia telah menyusun panduan pemantauan. Dari 22 ahli tersebut, terdapat satu ahli dari Indonesia, yakni Dr Agung Dhamar Syakti.
Pedoman ini dengan judul “Guidelines for Harmonizing Ocean Surface Microplastic Monitoring Methods, Version 1.0, May 2019, yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
Mikroplastik cenderung mempengaruhi ekosistem laut dan sangat sulit untuk memulihkan kembali.
Karena itu, untuk menentukan status distribusi dan jumlah mikroplastik saat ini di lautan merupakan kegiatan yang mendesak.
Pemantauan mikroplastik telah dilakukan banyak lembaga di seluruh dunia. Namun, metode analisis yang digunakan berbeda, tergantung pada tujuan survei masing-masing negara atau lembaga penelitian.
Karena itu, untuk mengurangi hambatan dalam penelitian mikroplastik, dibuat standardisasi dan harmonisasi metode pemantauan untuk sampah laut, termasuk mikroplastik.
Komentar tentang post