Darilaut – Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (Coral Reef Rehabilitatoon and Management Program, COREMAP) yang terbentuk sejak tahun 1998 sebagai model inovasi pembangunan yang menyelaraskan pelestarian terumbu karang dan perekonomian masyarakat.
“COREMAP ini menyelamatkan terumbu karang dan penghidupan ekonomi masyarakat,” kata Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr. Arifin Rudyanto, saat penutupan proyek dan diseminasi capaian COREMAP-CTI World Bank hibah Global Environment Facility (GEF), di Jakarta (11/5).
Coremap fase satu berlangsung sejak 1998 sampai 2004. Kemudian COREMAP-CTI (Coral Triangle Initiative – Segitiga Terumbu Karang Inisiatif) berlanjut pada fase dua dan tiga hingga Mei 2022.
“20 tahun lalu menyusun COREMAP, di sini ada Pak Suharsono (Prof Suharsono). COREMAP fase satu dikoordinasi LIPI, fase dua oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dan fase tiga oleh Bappenas,” ujar Rudyanto.
Prof Suharsono ahli terumbu karang Indonesia, saat itu saat itu di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, sekarang Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Selama fase satu hingga tiga, kata Rudyanto, intinya COREMAP-CTI berupaya menyelamatkan terumbu karang berbasis ilmiah, ekonomi dan konsep partisipasi masyarakat. Apalagi, di seluruh perairan Indonesia memiliki lebih dari 500 jenis karang.
Komentar tentang post