Jakarta – Juvenil dugong (Dugong dugon) yang ditemukan terdampar di Pulau Kri, Raja Ampat, Papua Barat diberikan susu dan vitamin.
Secara teori sulit melakukan penanganan bayi dugong yang terpisah denhgan induknya.
“Treatmen dan kemampuan tim mampu membuktikan bahwa teori tersebut hanya untuk referensi,” kata Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ir Ikram M Sangadji MSi, Minggu (31/3).
Seperti diberitakan, seekor dugong ditemukan terdampar di Pulau Kri, Selasa (26/3). Dugong ini dengan panjang 50 centimeter ditemukan Papua Diving.
Penanganan awal dilakukan di dalam bak. Untuk treatmen bayi dugong ini diberikan susu dan vitamin. “Kondisi kesehatan juga diamati baik fisik dan psikis,” ujar Ikram yang memimpin penanganan bayi dugong ini.
Jika sudah membaik, menurut Ikram, akan dilanjutkan dengan treatmen alam beberapa hari di shalter net. Shelter net ini berukuran 4 x 4 meter.
Selanjutnya, untuk aklamatisasi dan pemantauan pergerakan induk juga dilakukan di sekitar lokasi. Jika induk terpantau, maka bayi dugong akan melakukan kontak dengan induknya melalui suara.
“Induk akan merapat ke sekitar shalter net,” katanya.
Proses ini membutuhkan konsistensi personal dan kemampuan memetakan kondisi alam. Tim harus lengkap, terdiri dari dokter hewan, oseanografi dan ekologi, juga relawan.
Komentar tentang post