Darilaut – Anggota Dewan Pers, Atmaji Sapto Anggoro, mengingatkan agar para jurnalis menjaga etika dalam kondisi apa pun.
Sapto menilai etika merupakan bagian penting dalam kerja jurnalistik.
“Etika atau KEJ (Kode Etik Jurnalistik) itu merupakan ruh jurnalistik. KEJ juga merupakan ruh bagi pers Indonesia,” kata Sapto, ketika membuka uji kompetensi wartawan (UKW) di Palu, Rabu (30/8).
Semua insan pers, kata Sapto, semestinya meletakkan etika di atas segalanya. Etika bahkan dianggapnya lebih tinggi derajatnya daripada sekadar hukum yang cenderung mencari kalah-menang dan bukan untuk menemukan kebenaran secara substansial dan hakiki.
Dengan pertimbangan memegang teguh etika itulah, jika terjadi sengketa pemberitaan, maka sengketa kasus jurnalistik akan diselesaikan dalam koridor pengaduan etika pers di Dewan Pers.
“Dengan UKW inilah teman-teman diharapkan terus menjaga etika dalam bekerja,” ujarnya.
Sapto menguraikan saat ini dunia sedang gandrung AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), setelah sebelumnya muncul web 2.0, industri 4.0 dan 5.0, juga metaverse yang terasa awang-awang.
AI saat ini sedang popular. Dengan AI, setiap orang bisa membuat berita atau tulisan panjang.
Bisa jadi tulisan panjang itu lebih baik dari yang dipikirkan pembuatnya. Meski demikian, perlu dicek ulang fakta dan data yang dipakai.
Komentar tentang post