Nama Gapuro Sagoro diambil dari serapan bahasa Jawa Kuno yaitu “Gapura dan Sagoro”. Gapuro merupakan serapan dari bahasa Jawa kuno “Gapura” yang dilafalkan dengan “Gapuro” yang berarti pintu gerbang.
“Sagara” dilafalkan dengan “Sagoro” yang berarti laut atau Samudra, dan dalam bahasa Indonesia disebut Sagoro berarti “Laut”.
Gapuro Sagoro memiliki makna sebagai pintu gerbang arus dunia yang dikenal sebagai Great Ocean Conveyor Belt atau Arus Lintas Indonesia yang memasuki perairan Indonesia dari bagian Timur Laut melalui sebelah Timur Pulau Halmahera di mana lokasi Gapuro Sagoro berada.
Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), mengirimkan delegasinya untuk mengikuti pertemuan (SCUFN) yang ke-35 di UNESCO, Paris.
Pushidrosal merupakan representasi Pemerintah RI di kancah Internasional dalam bidang hidrografi.
Pertemuan tanggal 14 hingga 18 Maret 2022 diselenggarakan untuk penetapan nama fitur bawah laut yang diajukan oleh Indonesia dari hasil Ekspedisi Jalacitra-I Aurora Tahun 2021.
Pembakuan nama akan dimasukkan dalam database UNESCO agar fitur tersebut memiliki nama resmi yang diakui dunia, dan tercatat merupakan sumber daya geografis milik bangsa Indonesia.
Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan pengajuan pembakuan nama fitur bawah laut ini merupakan yang pertama kalinya oleh Indonesia di mana Pushidrosal merupakan focal-point yang terkait dengan hidrografi di lembaga internasional dalam hal ini International Hydrographic Organization (IHO).
Komentar tentang post