Darilaut – Semua media dapat menjadi sarana penyebaran hoaks. Dari tahun ke tahun, ada kecenderungan hoaks terus berkembang, bukan lagi hitam putih/benar salah. Akan tetapi makin abu-abu.
Untuk memperingati Hari Cek Fakta Internasional (International Fact-Checking Day) yang diperingati setiap tanggal 2 April, Darilaut.id menghubungi dan mewawancarai pendiri Mafindo, Harry Sufehmi.
Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) adalah organisasi perkumpulan yang didirikan sejak 19 November 2016.
Masyarakat Anti Hoax Indonesia tersebut, salah satu organisasi yang telah tersertifikasi secara internasional oleh International Fact Checking Network (IFCN).
Hingga saat ini yang terlibat di Mafindo ada 95 ribu lebih relawan online dan lebih dari 2 ribu relawan di 40 kota di Indonesia. Relawan ini terdiri dari guru, ibu rumah tangga, petani, konsultan IT, Pengusaha, dokter dan lain lain.
Menurut Harry, prioritas tertinggi Mafindo adalah kolaborasi. Mafindo tidak mungkin bisa menang untuk melawan hoaks secara sendirian.
Hanya dengan bekerja sama dengan semua pihak ini bisa terwujud, juga kerja sama dengan akademisi, Masyarakat, pemerintah, institusi lainnya baik nasional maupun internasional.
Mafindo melakukan tindakan yang komprehensif-edukasi publik, advokasi ke pemerintah, kampanye publik, counter hoaks di berbagai kanal, riset media dan literasi, kolaborasi nasional dan internasional. Selain itu, training dan workshop, training for trainers, membuat materi pendidikan anti hoaks, membuat berbagai teknologi anti hoaks, dan semacamnya.