Jakarta – Indonesia tengah memperjuangkan hak laut (ocean rights) dan berupaya mendapatkan dukungan persetujuan internasional untuk pemberantasan kejahatan lintas negara dalam industri perikanan yang terorganisir.
“Di Indonesia, tak hanya melakukan penangkapan ikan secara ilegal, kapal ilegal asing juga melakukan penyelundupan obat-obatan, hewan dilindungi, perbudakan dan perdagangan manusia,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menjadi salah satu pembicara dalam forum kerja sama kemitraan “Friends of Ocean Action” di Park Hyatt Hotel, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (5/6).
Forum ini dihadiri para ilmuwan, penggiat sektor teknologi, pelaku bisnis, dan organisasi non pemerintah (NGO) dari berbagai negara. Dalam forum tersebut dibicarakan upaya pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing melalui ratifikasi the Port State Measures Agreement (PSMA), subsidi perikanan, hingga kawasan perlindungan laut (Marine Protected Areas). Tujuannya sejalan dengan The Sustainable Development Goals (SDGs) ke 14, yaitu melestarikan dan menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan.
“Baru-baru ini, kami (Indonesia) menemukan modus baru, di mana kapal perikanan asing masuk ke wilayah Indonesia secara bergerombolan dan dilindungi oleh coast guard dan kapal pengawas perikanan dari negaranya. Jadi selama ini yang kami temukan, semakin dilarang, mereka semakin berusaha menemukan modus dan cara-cara lain untuk menghindar,” katanya.
Komentar tentang post