“Wilayah pesisir Kaltim adalah aset luar biasa yang harus dijaga dan dioptimalkan. Skema perdagangan karbon biru akan membantu konservasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni.
Mariski Nirwan dari YKAN menjelaskan, proyek karbon biru tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga sosial dan ekologis.
“Setiap ton karbon yang terserap harus mencerminkan perlindungan pesisir dan kehidupan yang lebih baik bagi Masyarakat”.
Langkah ini sejalan dengan komitmen Kaltim yang sebelumnya sukses menjalankan program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF), dan kini siap menjadi pelopor perdagangan karbon biru di Indonesia. (Novita J. Kiraman)