Darilaut – Berkaitan dengan Hari Lingkungan Hidup se dunia, IPB University menggelar seminar daring (dalam jaringan) tentang burung Maleo, Jumat (5/6). Maleo adalah burung unik yang hanya dapat ditemui di Pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Menurut Protected Area Specialists Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia program Sulawesi, Herman Teguh, Maleo adalah burung yang mandiri karena setelah telur menetas, induk maleo meninggalkan anaknya sendiri. Anak maleo harus bertahan hidup sendiri.
Menurut Herman, nesting ground atau lokasi tempat bertelur maleo sudah terdegradasi dengan adanya aktivitas manusia. Selain itu, predator alami sangat banyak. Jadi, perlindungan saat telur maleo menetas sangat diperlukan.
Untuk tindakan pengelolaan yang telah dilakukan melalui pengamanan dari gangguan dan perawatan agar nesting ground tetap aman. Berbagai instansi saling bekerja sama sebagai upaya perlindungan fungsi kawasan koridor seperti di Bogani-Binerean.
Seminar daring ini diselenggarakan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dan Perkumpulan Mahasiswa Pecinta Alam (Lawalata) IPB University.
Seiring berjalannya waktu, keberadaan maleo (Macrocephalon maleo) semakin terancam. Faktor yang membahayakan keberadaannya di alam adalah adanya ancaman dari predator.
Komentar tentang post