Penelitian ini sempat terkendala lamanya pengumpulan data. Karena Hanna menyebarkan 43 titik observasi di sepanjang area studi dengan jarak 20 kilometer antar titik.
Titik-titik tersebut dianalisa potensi energinya berdasar nilai minimum yang dibutuhkan. Seperti rentang pasut sebesar dua meter, kecepatan arus 0,5 m/s dan ketinggian gelombang 1,6 meter.
Setelah itu, ditambahkan parameter analisa spasial, di mana titik tersebut dianggap potensial jika berjarak maksimal lima kilometer dari akses jalan terdekat.
Sesuai dengan video dan peta yang dihasilkan, dari 43 titik yang disebar, perairan selatan Pulau Jawa memiliki potensi energi pasang surut sebanyak 19 titik lokasi. Untuk potensi energi arus hanya ada di tujuh tempat.
Dengan demikian, kata Hanna, hasil ini menjanjikan jutaan megawatt aliran listrik jika dikelola dengan baik. Yang tertinggi di daerah Kedungkaji, energi yang ada mencapai 1.041 MW.
Selain melakukan analisa secara spasial, Hanna menampilkan estimasi besaran energi listrik yang tersedia di suatu daerah. Ini karena Indonesia adalah negara maritim, tentunya memiliki potensi kelautan yang besar.
Tugas akhir ini dengan bimbingan dosen Danar Guruh Pratomo PhD. Pemodelan hidrodinamika dilakukan dengan bantuan software Delft 3D yang berasal dari Belanda. Software ini dapat melakukan simulasi numerik aliran air yang menggunakan persamaan matematika untuk menggambarkan fenomena fisik aliran.
Komentar tentang post