KURIKULUM kemaritiman tidak hanya menanamkan kembali budaya maritim, tapi juga mengajarkan tanggap bencana sejak dini. Hal ini mengingat posisi geografis Indonesia yang berada dalam pertemuan sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Karena itu, negara Indonesia dikaruniai kesuburan dan kekayaan sumber daya alam, sekaligus rentan bencana alam.
Sejak tahun 2017, Kemenko Kemaritiman bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggenjot kurikulum kemaritiman agar bisa diterapkan di sekolah-sekolah.
Sampai saat ini, kurikulum kemaritiman telah diterapkan di 48 Sekolah Percontohan. Masing-masing di12 PAUD, 12 SD, 12 SMP, 12 SMA/SMK) di 12 Kabupaten/Kota dari 12 provinsi di seluruh Indonesia. Tahun depan, penerapan kurikulum kemaritiman akan diperluas hingga 21 provinsi.
Deputi Koordinasi Sumberdaya Manusia (SDM), Iptek dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Safri Burhanuddin mengatakan, kurikulum kemaritiman yang telah diterapkan di sejumlah sekolah tidak kaku. Kurikulum ini bisa sangat luwes dimasukkan pada mata pelajaran apa saja, seperti matematika hingga fisika.
Kemenko Kemaritiman terus mengawal implementasi kurikulum melalui monitoring dan evaluasi secara berkala bersama para mitra kerja. “Terobosan utama, kita akan memperbanyak pelatihan dan modul,” kata Safri dalam rapat koordinasi (rakor) perluasan implementasi kurikulum kemaritiman di Makassar, Minggu (11/11).
Menurut Safri, sasaran pemahaman kemaritiman sangat penting. Apalagi sebagian besar terutama anak-anak Indonesia masih minim pemahaman terkait kemaritiman. Agar materi kemaritiman bisa tepat sasaran, maka terlebih dahulu guru yang harus mengetahui materi kemaritiman.
“Jadi, kita akan terus mengoptimalkan sesuai dengan rencana kita mengemasnya dalam konsep kekinian sesuai pola belajar zaman sekarang atau milenial. Itu juga lebih memudahkan kepada guru-guru kita nanti,” ujarnya.
Dengan adanya revolusi industri 4.0, kata Safri, Kemenko Kemaritiman akan memanfaatkan teknologi melalui ICT (Information and Communication Technologies, Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk semua guru. Jadi bisa langsung browsing.
Direktorat Kelautan dan Perikanan Bappenas, Setiawati mengatakan, saat ini Bappenas sedang menyusun rancangan teknokratik. Tujuannya untuk membangun struktur ekonomi Indonesia yang kokoh dengan didukung SDM dan Iptek yang tangguh.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Irman Yasin Limpo, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sangat antusias dengan kurikulum kemaritiman. Hal ini dapat dilihat dengan adanya Peraturan Gubernur tentang muatan lokal bahasa daerah dan kurikulum kemaritiman.
Hadir dalam rakor Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Awaluddin Tjalla, Direktur PAUD Ditjen PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud Muhammad Hasbi, Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan Zaenab dan Kasi Penulisan Sejarah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Tirmizi.
Selain pemaparan materi, dialog dalam rakor disiarkan secara langsung melalui fasilitas video conference yang diikuti para guru dari sekolah-sekolah percontohan yang telah melaksanakan kurikulum kemaritiman.
Dari dialog interaktif tersebut, diperoleh informasi perkembangan maupun masukan, seperti masih minimnya tenaga guru. Selain itu, peningkatan kompetensi guru dengan meningkatkan profesionalisme, yaitu implementasi kurikulum dengan penambahan kompetensi dasar kemaritiman. Perlu dilakukan aksi nyata terkait daerah-daerah yang terkena bencana, untuk membangkitkan edukasi kemaritiman kepada anak-anak agar tidak takut lagi dengan laut.*
Komentar tentang post