Gorontalo – Nelayan penangkap ikan tuna di Gorontalo tak lagi ke Laut Maluku. Dalam tiga tahun terakhir, ikan tuna sudah dapat ditangkap di Teluk Tomini.
“Tuna sudah tidak mengenal musim, barat dan timur ada,” kata Ramli Harmain, Kamis (24/1).
Ramli (53 tahun) adalah penangkap ikan tuna dari Kelurahan Tanjung Keramat, Kota Gorontalo. Semua nelayan di Tanjung Keramat spesialis penangkap tuna. Ditempat ini terdapat 700 nelayan khusus menangkap ikan tuna.
Menurut Ramli, sebelumnya ikan tuna masuk di Teluk Tomini di semua musim. Kemudian, dalam beberapa tahun, tuna hanya bisa ditangkap pada musim barat, itu pun terbatas hanya tiga atau empat bulan.
Setelah itu, nelayan Gorontalo menangkap tuna ke Laut Maluku. “Ikan tuna sudah masuk lagi ke Teluk Tomini, kami tidak lagi ke Pangalasea,” ujar Ramli.
Harga tuna di Gorontalo untuk grade C ukuran 20 sampai 29 kilogram Rp 37 ribu, sedangkan grade A dan B di atas 30 kilo gram Rp 52 ribu.
Di Gorontalo, umumnya menangkap ikan tuna dengan menggunakan pancing. Perahu yang digunakan dengan mesin katinting dan motor tempel.
Ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) ini dengan nama lokal bukurasi. Populasi Ikan madidihang ini paling banyak di Teluk Tomini, mulai bulan Agustus hingga Desember. Jumlah ikan ini kemudian menurun, namun, tetap ada hasil tangkapan tuna.
Untuk sekali melaut, nelayan pemancing ikan tuna paling sedikit mengeluarkan biaya Rp 1 juta. Ongkos ini sudah termasuk bahan bakar minyak, makan dan biaya lainnya.
Di desa-desa pesisir Gorontalo lainnya, juga terdapat penangkap ikan tuna seperti di Bone Bolango, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, sebagian Boalemo dan Pohuwato. Namun paling banyak nelayan yang menangkap ikan pelagis kecil atau campuran.*
Komentar tentang post