Rabu, Juli 16, 2025
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Peningkatan Karbon Dioksida di Udara Dapat Merusak Terumbu Karang

redaksi
27 Januari 2022
Kategori : Berita
0
Terumbu Karang Indonesia Kategori Buruk 33,82 Persen

Terumbu karang mengalami kerusakan, antara lain, karena pemutihan dan masuk kategori buruk. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Pemanasan global dan peningkatan jumlah karbon dioksida di udara dalam beberapa dekade terakhir telah merusak terumbu karang dunia.

Atmosfer yang lebih hangat meningkatkan suhu air dan karbon dioksida (CO2). Hal ini membuat air laut lebih asam.

Para peneliti telah menemukan bahwa ada ancaman lain terhadap terumbu karang. Karena itu, melindungi konektivitas terumbu karang sangat penting untuk upaya konservasi.

Advertisement

Mengutip dari Phys.org, sebuah tim peneliti yang berafiliasi dengan beberapa entitas di Australia telah menemukan bahwa untuk menyelamatkan terumbu karang dunia, para konservasionis harus melindungi koridor yang menghubungkan mereka.

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Science, kelompok tersebut menjelaskan studi tentang sumber dan tempat tenggelamnya larva ikan, karang serta koridor penyebaran yang mempromosikan kesehatan dan keragaman di terumbu karang.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun ada jarak yang sangat jauh antara terumbu karang, masih ada hubungan di antara mereka. Koridor aliran air membawa karang dan larva ikan dari satu terumbu ke terumbu lainnya.

Tidak semua terumbu terhubung secara merata. Untuk lebih memahami hubungan antara konservasi terumbu karang dan koridor laut, para peneliti membagi koridor yang diketahui ke dalam kategori yang berbeda berdasarkan tenggelam dan sumber larva.

Halaman 1 dari 3
123Selanjutnya
Tags: Emisi gas rumah kacaKarbon DioksidaPemanasan GlobalPemanasan Lautpenyerap karbonPerubahan IklimTerumbu Karang
Bagikan7Tweet4KirimKirim
Previous Post

Menghindari Kematian Ikan Budidaya Secara Massal

Next Post

Spesiasi Ikan Karang Karena Variasi Frekuensi Kawin

Postingan Terkait

Filsafat Ilmu Kelautan Kontemporer—Bukan Sekadar Ngetik Data di Pantai

Puisi “Nelayan Sangihe” Karya J.E. Tatengkeng

16 Juli 2025
UNG Bahas Pemeringkatan QS World University Rankings

UNG Bahas Pemeringkatan QS World University Rankings

16 Juli 2025

Fakultas Kelautan UNG Bahas Kebijakan Pembangunan Berbasis Data Ilmiah

Hutan Bukan Warisan Kolonial

Madagaskar Meluncurkan Inisiatif Senilai $7 Juta Untuk Melindungi Pesisir Dari Perubahan Iklim

UNG Matangkan Pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

Dua Kelompok Wirausaha Mahasiswa UNG Lolos Pendanaan Kemdiktisaintek

Topan Nari Mendarat di Hokkaido Jepang

Next Post
Spesiasi Ikan Karang Karena Variasi Frekuensi Kawin

Spesiasi Ikan Karang Karena Variasi Frekuensi Kawin

Komentar tentang post

TERBARU

Puisi “Nelayan Sangihe” Karya J.E. Tatengkeng

UNG Bahas Pemeringkatan QS World University Rankings

Fakultas Kelautan UNG Bahas Kebijakan Pembangunan Berbasis Data Ilmiah

Hutan Bukan Warisan Kolonial

Madagaskar Meluncurkan Inisiatif Senilai $7 Juta Untuk Melindungi Pesisir Dari Perubahan Iklim

UNG Matangkan Pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual

AmsiNews

REKOMENDASI

Jalan Menuju Penanganan Perubahan Iklim (2)

Melacak Gelombang Panas Laut Penyebab Pergeseran Lokasi Ikan

Menteri Susi Apresiasi Penanaman Mangrove di Pulau Pari

Daratan Jepang Bertambah 2,4 km Setelah Gempa di Ishikawa, Garis Pantai Meluas 175 Meter

Apa Alasan Chalid Muhammad Berhenti Dari KP2 KKP

Malapetaka Plastik: Risiko Bagi Kesehatan dan Membuat Iklim Tidak Stabil

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pilkada
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pilkada
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.