Jakarta – Institut Teknologi Bandung (ITB) menggagas Ekspedisi Maritim dan Pesisir Indonesia (EMPI) 2019. Program ini hasil inovasi dari Ekspedisi Nusantara Jaya (ENJ) yang telah diikuti selama 3 tahun berturut-turut.
ENJ diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang diikuti belasan perguruan tinggi di Indonesia. Lembaga kemahasiswaan ITB kemudian menyelenggarakan EMPI secara mandiri.
Seluruh rangkaian kegiatan EMPI disiapkan langsung oleh para ekspeditor mulai dari penentuan lokasi, proses administrasi, hingga akomodasi dan pelaksanaan program di daerah tujuan.
Dalam laman Itb.ac.id, kegiatan ini bertajuk “Lentera di Tengah Samudera” yang dilaksanakan pada 10 Juli hingga 3 Agustus 2019 di Desa Pegerungan Kecil, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. EMPI diikuti 23 mahasiswa ITB dari beragam fakultas, program studi dan angkatan.
Pembiayaan EMPI berasal dari sponsor Lembaga Kemahasiswaan dan penggalangan dana melalui usaha yang dilakukan tim ekspeditor EMPI 2019.
Selama 2 minggu berkegiatan di pulau kecil ini, tim ekspeditor EMPI melakukan sejumlah program community service di bidang pendidikan, biodiversitas, dan lingkungan yang diawali dengan kegiatan social mapping dan FGD bersama tokoh masyarakat setempat.
Program community service dibidang pendidikan berisi kegiatan motivasi dan pengenalan terhadap dunia pendidikan tinggi bagi siswa-siswi SMA dan sederajat. Bidang biodiversitas, tim ekspeditor bersama dengan masyarakat menyusun booklet keragaman hayati sebagai sarana eksplorasi dan edukasi terkait kekayaan alam setempat.
Sementara dibidang lingkungan, isu penumpukan sampah di pantai dan laut menjadi perhatian khusus para ekspeditor yang coba diwujudkan dalam bentuk kegiatan pembersihan pantai dan pemusnahan sampah melalui pembakaran untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan dan bahaya pencemaran.
Pagerungan Kecil termasuk salah satu desa prioritas menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Sebagian besar penduduk Desa Pagerungan Kecil memiliki mata pencarian sebagai nelayan, dan memiliki ketergantungan yang besar terhadap laut dalam berbagai aspek kehidupannya.
Ketertinggalan Desa Pagerungan Kecil salah satunya ditunjukkan oleh minimnya akses terhadap jaringan listrik PLN sehingga warga harus mengandalkan genset dengan kondisi listrik yang menyala terbatas hanya 5 jam setiap harinya.
Selain melaut, warga Desa Pagerungan Kecil khususnya kaum wanita memiliki keterampilan di bidang kerajinan pernak-pernik yang dibuat dari bahan alam, seperti kerang dan teripang.
Sekretaris Tim EMPI 2019 Yunida Indira mengatakan, salah satu informasi penting yang didapat dari hasil kunjungan ke salah satu daerah 3T di Pulau Jawa tersebut, yaitu masih belum meratanya akses informasi pendidikan di Indonesia.
Tim ekspeditor berencana untuk menyusun sebuah buku berisi catatan perjalanan dan profil daerah Desa Pagerungan Kecil.*
Komentar tentang post