Oleh: Dr Suhana, SPi, MSi
SIDAT merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang diperdagangkan di pasar internasional. Permintaan produk sidat dunia dalam lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Total permintaan sidat dunia tahun 2018 mencapai 58 ribu ton atau naik sebesar 55,90 persen dibanding permintaan tahun 2014 yang hanya mencapai 37,26 ribu ton (ITC 2019).
Namun demikian, di sisi lain, produksi sidat terus mengalami penurunan. Selain itu juga beberapa jenis sidat yang ada di Indonesia sudah dalam kondisi yang rentan untuk punah (vulnerable). Berdasarkan hal tersebut diperlukan strategi khusus guna mencegah kepunahan sumberdaya sidat tersebut. Pemerintah dan para pemangku kepentingan perikanan sidat perlu menyusun langkah-langkah startegis guna menyelamatkan sumberdaya Sidat dengan tanpa menurunkan nilai ekonomi Sidat saat ini.
Produksi Sidat Dunia
Produksi sidat (Anguilla) dunia dalam periode 2000-2017 rata-rata tumbuh 1,15 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi bersumber dari aktivitas budidaya, yaitu rata-rata mencapai 1,38 persen per tahun. Total produksi sidat dunia tahun 2017 mencapai 269.822 Ton, di mana kontribusi sidat budidaya mencapai 96,13 persen dan tangkap mencapai 3,87 persen.
Sementara itu berdasarkan negara produsen terlihat bahwa China merupakan negara produsen sidat terbesar dunia. Tahun 2017 share produksi Sidat China mencapai 81.88 persen terhadap total produksi Sidat Dunia. Sementara Indonesia menduduki posisi ke 4 terbesar dunia, dengan share tahun 2017 mencapai 1,74 persen.
Komentar tentang post