Darilaut – Pakar mikrobiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof dr Tri Wibawa, Ph.D, mengatakan, saat ini telah banyak vaksin yang diizinkan untuk dipergunakan di Indonesia. Semua vaksin tersebut memiliki potensi menurun angka proteksinya jika terdapat varian virus baru.
Namun demikian, hal ini perlu pembuktian secara ilmiah. Untuk membuktikannya diperlukan studi yang komprehensif sehingga jika hal itu belum dilakukan, maka vaksin masih relevan untuk dipergunakan.
“Saat ini terdapat empat variant of concern (VOC), yaitu alpha, beta, gamma dan delta, dan empat variant of interest (VOI) yaitu eta, iota, kappa, dan lambda. VOC yang sedang menjadi perhatian di Indonesia dan di banyak negara lainnya adalah varian delta, yang memiliki kecepatan menular yang tinggi,” kata Tri Wibawa, di Kampus UGM, Selasa (3/8), seperti dikutip dari Ugm.ac.id.
Menurut Tri Wibawa, semua vaksin yang direkomendasikan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) telah teruji memiliki keamanan dan efikasi yang baik untuk mencegah Covid-19. Semua jenis vaksin yang direkomendasikan ini dinilai cukup baik untuk membentuk antibodi.
Proteksi optimal vaksin terhadap Covid-19, kata Tri Wibawa, tercapai kira-kira dua pekan setelah vaksinasi yang kedua. Hanya saja, vaksin ini salah satu upaya pencegahan infeksi SARS-CoV-2.
Vaksin hanya salah satu usaha pencegahan penularan Covid-19. Keberhasilan usaha menekan penularan merupakan hasil komposit dari berbagai usaha, seperti penerapan protokol kesehatan, bergaya hidup sehat, dan memelihara imunitas tubuh.
“Hal lain yang tetap harus diterapkan adalah penerapan protokol kesehatan secara konsisten dan gaya hidup sehat untuk meningkatkan kekebalan tubuh,” katanya.
Meski ada vaksin, ada warga yang tidak bisa menerima karena tidak memenuhi syarat. Oleh karena itu, tehadap individu yang memiliki kontraindikasi vaksinasi diharapkan tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan penuh disiplin dan tanggung jawab.
Komentar tentang post