Bogor – Hampir setiap bulan terjadi peristiwa mamalia laut terdampar di berbagai daerah di Indonesia. “Lebih dari 300 kasus sejak tahun 2000,” kata konservasionis dari Whale Stranding Indonesia, Sheyka Nugrahani Fadela.
Menurut Sheyka, kejadian mamalia laut terdampar bukan berarti keadaan alam sedang tidak baik. Jika dilihat dampak positifnya, hal tersebut terjadi karena semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya penanganan mamalia terdampar.
Sheyka menjelaskan ini dalam Pelatihan Penanganan Mamalia Terdampar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, Institut Pertanian Bogor (Himasper IPB). Kegiatan berlangsung di Ruang Diskusi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Kampus IPB Dramaga, Bogor 8 – 9 September. Praktik pelatihan ini juga dilakukan di Kolam Renang Cinangneng.
Pelatihan Penanganan Mamalia Terdampar merupakan salah satu rangkaian program kerja dari Division of Environmental and Social Himasper IPB yang diberi nama Career Development Training (CDT). CDT memiliki dua rangkaian kegiatan, yaitu Pelatihan Dasar Penggunaan ArcGIS dalam Analisis Data Spasial dan Pemetaan serta Pelatihan Penanganan Mamalia Terdampar.
Kedua kegiatan tersebut dilakukan secara terpisah. Pelatihan Dasar Penggunaan ArcGIS tersebut dilakukan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan Pelatihan Penanganan Mamalia Terdampar.
Pelatihan ini diangkat dari isu-isu yang sering terjadi di bidang Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP). Pelatihan Dasar Penggunaan ArcGIS dilaksanakan untuk melatih softkill peserta dalam pembuatan peta perikanan dalam menghadapi era digitalisasi.
Isu lain yang sedang marak terjadi adalah banyaknya kasus mamalia terdampar. Pelatihan Penanganan Mamalia Terdampar mewadahi minat peserta terhadap mamalia laut. Tujuan diadakannya pelatihan tersebut adalah mencetak konservasionis untuk melakukan penanganan yang tepat terhadap adanya peristiwa mamalia terdampar.
Ketua Pelaksana CDT Himasper IPB Cheptia Amany mengatakan, sebagai mahasiswa dari Departemen MSP, memiliki kewajiban untuk terus belajar mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya perairan yang ada.
“Lewat pelatihan ini kami banyak belajar bagaimana cara mengolah data spasial agar dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya juga mengetahui tata cara yang tepat untuk menangani mamalia terdampar,” katanya.*
Sumber: ipb.ac.id
Komentar tentang post