Bali – Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Tiza Mafira mengatakan, Banjarmasin dan Balikpapan sukses menerapkan ‘kantong plastik tidak gratis’ di Indonesia. Kota pesisir ini memiliki banyak sungai, sehingga berkontribusi mencegah sampah kantong plastik masuk ke laut.
“Sejak diterapkan tahun 2016, penggunaan kantong plastik di Banjarmasin turun 95 persen dan penjualan tas anyaman hasil kearifan lokal meningkat,” kata Tiza, Jumat (6/7). Tiza menyampaikan hal itu, dalam diskusi round table dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim bersama pihak swasta, dan aktivis lingkungan hidup di Hutan Bakau KLHK, Suwung Kawuh, Denpasar, Bali.
Tiza mengatakan Kota Padang, Cimahi, dan Malang juga sedang berproses untuk mengeluarkan peraturan pembatasan kantong plastik.
Tiza telah dipilih sebagai salah satu Ocean Heroes oleh United Nation (UN) Environment, sebuah Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia pelopor gerakan yang mendorong regulasi pembatasan kantong plastik.
Pendiri Avani Eco, penghasil produk-produk bioplastik Kevin Kumala mengatakan, baginya sulit untuk melakukan dari gerakan Reduce, Reuse, Recycle dalam waktu yang singkat.
“Gerakan 3R itu akan memakan waktu lumayan lama agar terlihat hasilnya. Maka kita harus kampanyekan satu R lagi, Replace (membuat pengganti),” ujarnya.
Kevin menceritakan produk-produk ramah lingkungan buatannya, berasal dari singkong, jagung, tebu, dan lain-lain.
Sementara peserta termuda, Melati Wijsen dari Bye Bye Plastic Bags, menceritakan programnya ’Mountain Mamas’ yang diciptakan untuk memberdayakan dan membangun kehidupan masyarakat terpencil di pegunungan.
Melati mengatakan program ini melibatkan ibu-ibu di desa-desa terpencil untuk membuat tas. Lalu tas tersebut dijual dengan harga yang layak. Keuntungannya 50 persen diambil untuk organisasi, dan setengahnya lagi diberikan kepada desa mereka untuk membangun fasilitas umum atau membangun fasilitas pengelolaan sampah dan lain-lain.
Presiden Kim kagum dan gembira mendengar upaya yang dilakukan generasi muda tersebut. “Saya sangat terkesan dengan usaha para anak-anak muda ini memerangi sampah plastik. Kebersihan laut bukan hanya untuk para surfer dan diver saja, tetapi juga semua akan terkena dampaknya,” katanya.
Kim mengatakan perlu mencari cara agar permintaan produk-produk tersebut dapat ditingkatkan. Produk tersebut sangat bagus, tetapi harus dipastikan ada demand. Dengan meningkatkan demand, makin banyak orang yang sadar akan kesehatan lingkungan.*
Komentar tentang post