Gorontalo – Burung-burung yang mencari mangsa di perairan pesisir dan laut di Provinsi Gorontalo terkontaminasi logam berat merkuri. Hasil penelitian yang dilakukan dosen Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo Prof Dr Ramli Utina menemukan sejumlah spesies burung yang telah tercemar merkuri.
“Di pesisir Gorontalo Utara empat spesies dan di Pohuwato tujuh spesies burung terakumulasi logam merkuri,” kata Ramli Minggu (1/7).
Burung-burung ini hidup dan mencari makan di pesisir Gorontalo Utara, Laut Sulawesi dan pesisir Pohuwato, Teluk Tomini. Burung-burung predator ini makanannya ikan, serangga dan invertebrata lainnya di pesisir.
Menurut Ramli, empat jenis burung yang terbanyak hadir di pesisir Gorontalo Utara mencari makan terutama pada saat air surut. Sebagian besar burung pesisir ini membuat sarangnya di pulau-pulau terdekat dengan pantai Utara, seperti di pulau Raja.
Burung-burung ini, telah mengonsumsi biota seperti ikan, kepiting, kerang dan moluska yang hidup di perairan yang tercemar logam berat. “Di Marisa biota yang menjadi mangsa burung antara lain Ikan, krustasea, pelecypoda, dan gastropoda,” katanya.
Burung-burung yang menggunakan habitat perairan pesisir sangat rentan terhadap pencemaran perairan. Spesies burung sebagai predator puncak, mencari makan berbagai biota perairan. Rantai makanan telah tercemar limbah merkuri, diindikasikan pada tubuh biota perairan.
Masuknya logam merkuri ke dalam sistem ekologi ini dapat memberikan pengaruh secara beruntun pada biota. Mulai dari tingkatan tropik yang paling rendah sampai dengan tingkatan tropik teratas. Biota seperti ikan, kepiting dan kerang yang hidup di perairan pesisir dapat mengkonsumsi logam merkuri dari perairan yang tercemar.
Jika ikan, kepiting, kerang ini masuk dalam rantai makanan, terjadi akumulasi logam merkuri yang cukup tinggi dalam tubuh burung air. Kondisi ini dapat menyebabkan kelainan, gangguan penyakit dan kematian.
Empat jenis burung yang terkontaminasi merkuri di pesisir Gorontalo Utara, yakni Tringa sp. (Trinil). Burung ini terkontaminasi merkuri lebih tinggi dalam organ ginjal. Seperti jenis Tringa melanoleuca kandungan merkuri (0.43 ppm). Kemudian jenis Butorides striatus (0.22 ppm), Actitis hypoleucos (0.19 ppm), dan Pluvialis squatarola (0.11 ppm).
Dalam organ hati, kandungan merkuri terbesar jenis Tringa melanoleuca (0.31 ppm), Actitis hypoleucos (0.18 ppm), organ hati pada Butorides striatus (0.17 ppm) dan Pluvialis squatarola (0.10 ppm).
Merkuri juga ditemukan pada jaringan otot dada burung. Burung jenis Tringa melanoleuca (0.31 ppm), Butorides striatus (0.12 ppm), Actitis hypoleucos dan Pluvialis squatarola kandungan merkuri pada otot dada (0.10 ppm).
Di pesisir Pohuwato, tujuh spesies burung yang mencari mangsa di perairan pesisir telah diidentifikasi terakumulasi merkuri. Tujuh spesies burung itu, yakni Tringa glareola (0,3537 ppm), Butorides striatus (0,1070 ppm) dan Himantopus leucocephalus (0,5756 ppm). Selain itu, Anas gibberifrons (0,0962 ppm), Todirhamphus chloris (2,3447 ppm), Numenius phaeopus (0,2961 ppm) dan Nycticorax nycticorax (0,2484 ppm).*
Komentar tentang post