Gorontalo – Kegiatan bersih pantai di lokasi ekowisata berbasis hiu paus di Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Gorontalo, dilakukan pada hari Minggu, 9 September 2018. Sejak pagi hari belasan anak-anak dilibatkan membersihkan pantai. Juga ada perusahaan seperti Telkomsel Indonesia, dan perusahaan air mineral Le Minarale ikut menjadi sponsor.
Kegiatan bersih pantai ini dilakukan oleh Masyarakat Pesisir Wisata Hiu Paus Botubarani. Acara seremonial dibuka oleh sambutan Camat Kabila Bone dengan pesertanya dari SMK Kelautan. Saat dilakukan bersih-bersih di perairan dengan cara snorkling, ditemukan sampah dari popok dan pembalut yang tersangkut di karang. Selain itu, banyak sekali tas plastik, gelas plastik, dan berbagai jenis sampah plastik lainnya.
Berdasarkan laporan Mongabay Indonesia, riset World Bank tahun lalu menunjukkan komposisi sampah di laut didominasi sampah organik (44%), popok atau diapers (21%), tas kresek atau plastik (16%), sampah lain (9%), pembungkus plastik (5%), beling kaca, metal (4%), botol plastik (1%).
Sementara menurut laporan Tirto bahwa popok sekali pakai mengandung senyawa kimia Super Absorbent Polymer (SAP) sebanyak 42% yang akan berubah bentuk menjadi gel saat terkena air. Apabila terurai dalam air, zat kimia ini dapat berbahaya bagi lingkungan. Senyawa ini dapat menyebabkan perubahan hormon pada ikan. Pemerintah perlu membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan teknologi sanitary landfill atau lahan urug saniter. Pasalnya, popok termasuk dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang tidak bisa dicampur dengan sampah lain.
“Sampah plastik ini adalah masalah yang umum terjadi di Indonesia. Dan saya melihat di lokasi wisata hiu paus ini tidak ada tempat sampah yang memadai. Saatnya kita mengurangi penggunaan plastik dan mengedukasi ke masyarakat dan sekolah-sekolah yang dimulai dari anak-anak,” ungkap Stephanie Jedlitschka, penulis berkebangsaan Jerman yang sudah beberapa bulan ini menetap di Desa Botubarani.
Komentar tentang post