Manado – Malam ini, Sabtu (10/3), seekor penyu hijau (Chelonia mydas) naik ke pantai Malalayang II, Kota Manado, Sulawesi Utara.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unsrat Manado Dr Rignolda Djamaluddin mengatakan, penyu ini terlihat mengalami kesulitan membuat tempat bertelur karena kondisi gisik yang yang keras, pasir bercampur berkerikil.
Penyu naik ke pantai pukul pukul 19.36 Wita. Penyu hijau ini memiliki panjang karapaks 80 cm lebar karapaks 65 cm.
Guru Besar FPIK Unsrat, Prof Farnis B. Boneka mengatakan, pulau Sulawesi dan pulau-pulau kecil sebagai habitat peneluran penyu. Penyu yang dominan di Sulawesi adalah penyu hijau, penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Penyu bertelur di atas pasang tertinggi, bukan di pantai berpasir yang basah. Karena itu, perlindungan tempat bertelur penyu di pantai Sulawesi harus segera dilakukan dengan cara mempelajari berbagai aspek lingkungan.
Farnis yang juga Dekan FPIK Unsrat Manado ini mengatakan, lokasi-lokasi yang mengalami abrasi cukup kuat, bukan dibuat tanggul dari beton. Tapi, ditanami kembali dengan mangrove atau tumbuhan pantai. Spesies penyu itu dilindungi, tapi beberapa lokasi tempat bertelur tidak dilindungi.
Di Indonesia, semua jenis penyu dilindungi atau tidak boleh diburu sejak tahun 1987 berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 327/Kpts/Um/5/1978. Kemudian Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 526/MEN-KP/VIII/2015 tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh, dan/atau produk turunannya.
Komentar tentang post