Darilaut – Selain cuaca buruk berupa gelombang tinggi, dalam sepekan terakhir, banjir melanda Provinsi Kalimantan Barat. Di Kabupaten Mempawah, Bupati Mempawah Erlina, telah menetapkan status tanggap darurat, yang berlaku mulai 15 sampai 29 Juli 2021.
Status ini dikeluarkan melalui Surat Keputusan Bupati Mempawah Nomor 186 Tahun 2021 tentang Status Tanggap Darurat Penanganan Bencana Banjir, Angin Puting Beliung dan Tanah Longsor di Kabupaten Mempawah Tahun 2021.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (21/7), jumlah warga yang terdampak banjir bertambah menjadi 7.885 KK/ 26.245 jiwa.
Data ini berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah.
Hingga saat ini, masih terdapat 6 kecamatan yang sebagian desanya masih tergenang banjir, di antaranya Kecamatan Jongkat, Kecamatan Segedong, Kecamatan Sui Kunyit, Kecamatan Sui Pinyuh, Kecamatan Mempawah hilir dan Kecamatan Mempawah Timur.
BPBD Mempawah juga mencatat banjir berangsur surut di Kecamatan Toho dan Kecamatan Anjongan. Warga yang sebelumnya mengungsi, sudah kembali dan membersihkan rumahnya dari lumpur yang terbawa saat banjir.
Berdasarkan hasil kajian dari InaRISK, Kabupaten Mempawah memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi. Kejadian banjir ini merupakan fenomena berulang apabila tidak ditindaklanjuti.
BNPB mengimbau kepada pemerintah setempat untuk dapat menyiapkan program jangka menengah dan jangka panjang seperti peniadaan pemukiman di sekitar pesisir pantai dan dataran rendah. Hal ini sebagai upaya pencegahan bahaya bencana hidrometeorologi.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman bencana dengan memantau informasi prakiraaan cuaca melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta memeriksa potensi bencana di sekitar wilayah melalui InaRisk.
Kapuas Hulu
Sebelumnya, pada Sabtu (17/7), di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu jumlah warga terdampak banjir di bertambah. Laporan BPBD setempat, jumlah warga terdampak menjadi 7.357 KK/ 19.121.
Adapun warga terdampak banjir yang terjadi sejak 13 Juli 2021 itu terbagi di beberapa wilayah kecamatan meliputi; 1.147 KK/4.112 jiwa di Kecamatan Hulu Gurung, 1.841 KK/6.821 jiwa di Kecamatan Silat Hulu, 3.879 KK/6.537 jiwa di Kecamatan Boyan Tanjung, 190 KK/569 jiwa di Kecamatan Pengkadan, 118 KK/472 jiwa di Kecamatan Bunut Hulu dan sebanyak 182 KK/610 jiwa di Kecamatan Silat Hilir.
Selanjutnya, untuk warga pengungsi, BPBD Kabupaten Kapuas Hulu mencatat sedikitnya ada 422 KK/1.681 jiwa yang terpaksa mengungsi akibat banjir tersebut.
Dalam hal ini, jumlah warga yang mengungsi antara lain 127 KK/605 jiwa di Desa Nanga Luan, 113 KK/466 jiwa di Desa Entebi dan 182 KK/610 jiwa di Desa Bongkong.
Untuk kerugian materil, hingga sejauh ini tercatat ada 5.002 unit rumah terendam dan 217 fasilitas umum terdampak.
Kendala yang dihadapi di lokasi banjir, yakni terbatasnya jaringan komunikasi selular sehingga menghambat kinerja pendataan oleh tim di lapangan.
Kayong Utara
Di Kabupaten Kayong Utara, banjir melanda sejumlah lokasi. BPBD Kabupaten Kayong Utara melaporkan mobilitas masyarakat masih terganggu karena beberapa akses jalan belum dapat dilewati.
Di samping itu, kegiatan perekonomian belum sepenuhnya berjalan, seperti pertokoan yang terendam banjir. Namun demikian, sebagian kecil warga, seperti di Dusun Tanjung, Desa Tanjung Satai, telah membuka toko mereka. Kondisi cuaca cerah diharapkan dapat mempercepat surutnya genangan. BPBD memantau TMA berkisar 10 – 30 cm di beberapa titik.
Selain terdampak banjir, beberapa titik longsor terjadi di kabupaten ini. BPBD dan instansi terkait melakukan pencarian terhadap 1 warga korban longsor.
BPBD Kabupaten Kayong Utara mencatat 7 desa di tiga kecamatan terdampak banjir. Ketujuah desa tersebut yaitu Desa Sedahan Jaya dan Sejahtera di Kecamatan Sukadan, Desa Sei Mata-mata dan Medan Jaya di Simpang Hilir, dan Desa Tanjung Satau, Satai Lestari dan Kemboja di Pulau Maya.
Kejadian banjir yang disertai longsor ini mengakibatkan pengungsian, jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur. BPBD dan instansi terkait lain juga terus melakukan penanganan darurat.
Pemerintah daerah Kabupaten Kayong Utara menetapkan status tanggap darurat terhitung sejak 14 hingga 27 Juli 2021. Tercatat 4.845 KK mengungsi di Kantor Kecamatan Pulau Maya dan Kecamatan Sukadana.
Sintang
Di Kabupaten Sintang, sebanyak 26 desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak banjir pada Rabu (14/7) pekan lalu.
Banjir dipicu oleh hujan berintensitas tinggi. Saat banjir terjadi, tinggi muka air teramati antara 2 hingga 3 meter.
Sebanyak 13 desa terdampak di Kecamatan Kayan Hulu. Desa terdampak yaitu Desa Nanga Masau, Merah Arai, Tanah Merah, Lintang Tambok, Empakan, Topan Nanga, Nanga Tebidah, Entegong, Landau Bara, Kebarau, Tanjung Bunga, Emponyang dan Nanga Payak
Sedangkan di Kecamatan Kayan Hilir, sebanyak 13 desa terdampak banjir ini. Ketiga belas desa tersebut antara lain Desa S. Buaya, Neran Baya, Melingkat, Kempas Raya, Buluk Panjang, Pelaik, Tanjung Putar, Nyangkom, Tuguk, Landau Beringin, Lalang Inggar, Pakak dan Sungai Meraya.
Dua kecamatan lain yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Serawai dan Dedai.
Komentar tentang post