redaksi@darilaut.id
Minggu, 5 Februari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Diperdagangkan Sejak 1000 Tahun Lalu, Ini Cara Budidaya Teripang Pasir

Diperdagangkan Sejak 1000 Tahun Lalu, Ini Cara Budidaya Teripang Pasir

redaksi redaksi
30 Juli 2020
Kategori : Berita
Panen teripang di Lombok Timur. FOTO: LIPI

Panen teripang di Lombok Timur. FOTO: LIPI

Darilaut – Teripang termasuk salah satu biota laut yang sudah lama diperdagangkan antarpulau. Namun, tidak semua jenis teripang yang hidup di laut dapat diperdagangkan.
Dari 400 spesies teripang yang ada di perairan Indonesia, hanya 56 jenis sebagai komoditi yang diperdagangkan untuk tujuan ekspor.

Salah satu spesies yang populasinya terus mengalami penurunan dan ditangkap di perairan Indonesia adalah teripang pasir (Holothuria scabra).

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono, mengatakan, LIPI melalui Balai Bio Industri Laut (BBIL) telah mengembangkan teknologi budidaya hingga pengolahan produk teripang pasir. Budidaya ini telah siap alih teknologi untuk industri maupun Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Menurut Agus, teripang pasir merupakan komoditas laut sangat dibutuhkan bagi manusia yang saat ini produksi dan kelestarian sumberdayanya semakin menurun.

Dalam acara webinar “Teknologi Budidaya Teripang Pasir (Holothuria Scabra)” Rabu (22/7), Agus mengatakan, meskipun sangat sulit, studi LIPI berhasil mengembangkan teknologi budidaya teripang pasir.

Untuk melakukan budidaya teripang pasir, peneliti BBIL LIPI Lisa Fajar Indriana memberikan 7 tips tahapan teknologi sebagai berikut:

(1) Seleksi Induk, (2) Pemijahan, (3) Pemeliharaan Larva, (4) Fase Penempelan (5) Pendederan, (6) Pembesaran dan (7) Panen dan Paska Panen.

Menurut Lisa, selama ini produksi teripang umumnya diperoleh dari penangkapan di alam. Akibatnya, semakin hari menjadi sulit dicari.

Ketersediaan teripang pasir di alam, makin terbatas. Di sisi lain, permintaan pasar tinggi.

Selanjutnya, LIPI melakukan studi untuk pengembangan teknologi budidaya teripang pasir.

Secara global, menurut Lisa, adanya penangkapan berlebih (banyak) di alam yang tanpa memperhatikan ukuran, akan menurunkan populasi dan produksi teripang pasir.

Apalagi. teripang pasir telah diusulkan dalam daftar biota yang terancam punah (Red List of Threatened Species IUCN).

Teripang sudah diperdagangkan lebih dari 1000 tahun. Tujuan utama ekspor ke Cina, Hongkong dan Singapura.

Menurut Lisa, sebaran teripang pasir di dunia mayoritas di Perairan Indo-Pasifik, Asia, Afrika, dan dapat ditemukan di kurang lebih 26 negara.

Meski sudah lama sebagai komoditi internasional, dan tersebar di banyak perairan di Indonesia, teripang belum familiar untuk dikonsumsi sehari-hari.

Staf Ahli di BBIL LIPI, Sigit A.P Dwiono, mengatakan, terkait dengan teknologi budidaya, tahapan pendederan adalah salah satu kegiatan produksi pembesaran benih di laut.

Persyaratan untuk lokasi pendederan, yaitu, perairan relatif tenang, terlindung bebas dari gelombang dan arus keras. Selanjutnya, jauh dari sungai atau tidak ada banjir dari darat.

Dasar kurungan masih tergenang sekitar 5 cm saat surut rendah, dasar perairan pasir berlumpur atau lumpur berpasir.

Kemudian, dekat padang lamun dan hutan bakau, serta tidak ada polutan.

Studi untuk lokasi pembesaran benih ini telah dilakukan di perairan Lombok. Hasil pertumbuhan teripang pasir di Sunut, Lombok Timur, tercatat cukup baik dengan ukuran kisaran 0.19 – 1,35g/hari.

Sebelumnya, dalam pengembangan budidaya teripang pasir di Lombok Timur, peneliti LIPI bersama kelompok masyarakat, memadukan kearifan lokal setempat.

Caranya, dengan membuat kesepakatan lokasi zona inti untuk restocking (penebaran) teripang. Hasilnya, selama 6 bulan kemudian teripang dapat dipanen dengan bobot sekitar 50 gram.

Kearifan lokal ini disebut awig-awig (aturan adat). Lokasi berada di Teluk Sunut dan Tanjung Ringgit, Sekaroh, Jerowaru, Lombok Timur.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan, kegiatan penelitian dan implementasi melibatkan kelompok masyarakat telah berhasil dalam mengelola kawasan pantai serta melakukan restocking teripang.

Menurut Nuke, terdapat delapan desa di sekitar perairan Teluk Sunut yang dijadikan batas sosial, karena warga desa tersebut umumnya memiliki kepentingan dan memanfaatkan sumberdaya perairan yang sama. Wilayah administratif desa-desa tersebut dijadikan batas sosial untuk mengelola kawasan dengan aturan adat.*

Tags: BudidayaLIPISelat LombokTeripang
Bagikan12Tweet7KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Planet Jupiter dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble, pada 27 Juni 2019. Pada hari Jumat, 3 Februari 2023, para ilmuwan mengatakan telah menemukan 12 bulan baru di sekitar raksasa gas tersebut, dengan jumlah total menjadi 92. FOTO: NASA, ESA, A. Simon/Goddard Space Flight Center, M.H. Wong/University of California, Berkeley via AP
Berita

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

5 Februari 2023
Kapal kargo Jepang, Seiryu, tenggelam di Laut Pedalaman Seto Jepang, Kamis (2/2). FOTO: NHK
Berita

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

5 Februari 2023
Kapal kargo MSC Faith kandas di dekat Pulau Batu Berhenti, Kota Batam, pada Selasa (31/1) malam. FOTO: HUBLA
Berita

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

5 Februari 2023
Next Post
FOTO: KLHK

91 Satwa Endemik Indonesia yang Diselundupkan ke Filipina Tiba di Bitung

https://covid19.go.id/peta-sebaran.

Idul Adha, Perhatikan Zonasi Risiko di Daerah

Komentar tentang post

REKOMENDASI

Anak Krakatau Erupsi

Serpihan Pesawat Lion Air Ditemukan di Perairan Karawang

Tim SAR Evakuasi 138 Jenazah Korban Banjir di NTT, 49 Dalam Pencarian

ZEE Indonesia Bukan untuk Nelayan Asing

Tsunami Selat Sunda, Listrik Mulai Normal

KLHK: Belum Ada Baku Mutu Air Terkait Parasetamol

TERBARU

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

Bibit Siklon Tropis 95S dan 97S Mampu Tingkatkan Potensi Pertumbuhan Awan Hujan

Bibit Siklon Tropis 97S Berkembang di Selatan Bali, 95S di Selatan Jawa

Mata Ikan Tuna Mengandung Omega-3

TERPOPULER

  • Komet C/2022 E3 (ZTF) pada 26 Desember 2022 di Payson, Arizona, Amerika Serikat. Komet ini akan melintas dekat Bumi, termasuk Indonesia, awal Februari 2023. FOTO: CHRIS SCHUR

    Komet Hijau Menghampiri Bumi

    39 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 10
  • Penduduk Miskin Gorontalo Bertambah

    9 bagikan
    Bagikan 4 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    34 bagikan
    Bagikan 14 Tweet 8
  • Langka, Gerhana Matahari Hybrid Akan Terjadi di Indonesia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    28 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    234 bagikan
    Bagikan 99 Tweet 56
  • Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    29 bagikan
    Bagikan 12 Tweet 7
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk