Darilaut – Ketua Program Studi S2 Sumberdaya Perairan IPB University, Dr Mukhlis Kamal, mengatakan, masih ada ikan asli Sungai Ciliwung yang tersisa.
Dilansir laman Ipb.ac.id, ikan-ikan asli ini seperti beunteur, genggehek, baung, bogo, julung-julung, uceng, dan lainnya. Ikan tor yang hampir habis, saat ini mulai terlihat di kawasan hulu Ciliwung. Namun ikan ini kembali terancam dengan adanya pembangunan bendungan di Ciawi.
Menurut Mukhlis yang juga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University ini, potensi keanekaragaman ikan di Sungai Ciliwung masih bisa dikembangkan. Seperti dalam pengembangan beberapa jenis ikan asli dan ekowisata.
Dalam Ciliwung Care Day Series 1 yang digelar Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB University, Mukhlis mengatakan, sungai Ciliwung mengalami penurunan biodiversitas disebabkan beberapa hal. Spesies invasif salah satu penyebabnya karena dapat mengancam ikan asli Sungai Ciliwung karena memiliki adaptasi yang tinggi tehadap pencemaran.
Selain itu, kata Mukhlis, ikan invasif memiliki kandungan Pb atau timah hitam yang berbahaya. Ikan introduksi yang sebagian sudah menjadi invasif, di antaranya adalah ikan sapu-sapu, ikan nila, ikan gabus, ikan sepat dan beberapa ikan hias seperti ikan pelatis pedang.
Penyebab selanjutnya adalah degradasi habitat Sungai Ciliwung yang mengancam banyak kehidupan, tembok yang dipasang di pinggir sungai membuat hewan seperti berang-berang hilang. Padahal, keberadaannya penting sebagai regulator ekosistem.
Penyebab lainnya, pencemaran khususnya di hilir yang merusak kehidupan ikan di Sungai Ciliwung.
Untuk itu, mahasiswa diharapkan mendukung kegiatan flow modification menjadi positif dengan membuat tangga ikan. Permasalahan sungai dapat dibenahi dengan upaya dari masyarakat/komunitas yang perlu didukung oleh semua pihak.
Deputi Direktur Administrasi Seameo Biotrop Dr Zulhamsyah Imran, mengatakan, mengenai peran Biotrop dalam naturalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
Menurut Zulhamsyah, ada skenario pengembangan kebijakan pengelolaan berkelanjutan pada DAS Ciliwung. Seperti naturalisasi, meningkatkan keanekaragaman flora dan fauna, meningkatkan proses jaga ekosistem dan lingkungan, dan kembalikan air sebagai sumber kehidupan.
Seameo Biotrop memiliki upaya menaturalisasi Sungai Ciliwung dengan manajemen lanskap pada rivarian, bioretaining wall pada sempadan sungai, kultur jaringan bibit bamboo, dan Focus Group Discussion (FGD) Gerakan Selamatkan Ciliwung.*
Komentar tentang post