Darilaut – Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap proses repatriasi dan pertukaran awak kapal dalam pertemuan BIMP-EAGA Sea Linkages Working Group (SLWG). BIMP-EAGA adalah forum Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Phillipines East ASEAN Growth Area.
“Kami menyampaikan bahwa Indonesia senantiasa berupaya untuk memperbaiki mekanisme khusus yang digunakan dalam penanganan aktivitas pertukaran awak kapal, baik bagi awak kapal WNI maupun asing sesuai dengan ketentuan dan protokol kesehatan WHO,” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Antoni Arif Priadi, dalam pertemuan secara virtual, Selasa (1/9).
Proses repatriasi dan pertukaran awak kapal sempat menjadi polemik pada masa pandemic Covid-19. Kegiatan pertukaran awak kapal di atas perairan Indonesia telah dilaksanakan di beberapa Pelabuhan, seperti di Pelabuhan Pulau Galang, Pulau Nipah, Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Priok.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan Kerjasama yang baik antara Otoritas Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, serta Bea Cukai dan Imigrasi.
Repatriasi 8.292 ABK Indonesia
Menurut Antoni, sejak akhir bulan Februari sampai dengan pertengahan Juni lalu, sebanyak 4.200 Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia yang direpatriasi dari 17 kapal. Selanjutnya, repatriasi pada Juni hingga Agustus lebih dari 4.000 ABK Indonesia. Total repatriasi ABK Indonesia melalui 4 pelabuhan mencapai 8.292 orang ABK Indonesia.
Komentar tentang post