Darilaut – Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto, mengingatkan agar beberapa daerah untuk tidak meniru Jakarta dalam hal pengambilan air tanah yang berlebihan.
Karena kebutuhan hotel, industri dan lain-lain, air tanah diambil secara berlebihan dan berakibat muka tanah di Jakarta mengalami penurunan setiap tahun.
Jika hal ini terus berlangsung, mengutip Ugm.ac.id Sabtu (26/3), tidak mustahil Jakarta akan mengalami kesulitan membuang air keluar.
Untuk itu, di Jogja meski tidak sama diharapkan mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
“Karenanya sudah saatnya bersama pemerintah dan pihak-pihak yang peduli, kita ikut melestarikan air tanah. Meskipun melestarikan air ini juga bukan hal mudah dilakukan karena ini juga terkait bagaimana kita melakukan konservasi, dengan memperbaiki lingkungan, tanam pohon dan lain-lain,” kata Bambang.
Bambang menilai persoalan air tanah pada pada tahun 2022 memang menjadi isu yang banyak dibicarakan pada peringatan Hari Air Sedunia. Pada saat ini boleh dibilang banyak penduduk dunia kekurangan air.
Secara angka sekitar 25 persen dari penduduk dunia atau 750 juta orang kekurangan. Bahkan, di Jogja sendiri di beberapa daerah saat-saat tertentu juga mengalami kekurangan air.
Komentar tentang post