Darilaut – Penangkapan ikan secara ilegal yang dilakukan kapal penangkap ikan asal China (Tiongkok) di perairan Kepulauan Galapagos masih terus berlangsung. Kapal ikan ini merayau untuk menangkap cumi-cumi.
Tahun lalu kemunculan kapal ikan China ini telah menimbulkan reaksi protes. Melalui Change.org, Veronica Llanes menggalang dukungan agar kapal-kapal perikanan China tidak memasuki perairan Galapagos. Protes ini didukung ratusan ribu orang.
Tahun ini, Sea Shepherd – sebuah organisasi lingkungan non profit melacak dan mengekspos armada penangkapan cumi-cumi China di Kepulauan Galapagos. Sea Shepherd akan merilis temuan ini pada Kamis 30 September.
Sebelumnya, pada 24 September, The Associated Press dan Univision merilis “Great Wall of Lights” – sebuah penyelidikan penting terhadap armada cumi-cumi Tiongkok. Dua jurnalis menghabiskan 18 hari di atas kapal Sea Shepherd Ocean Warrior untuk mengamati lebih dari 30 kapal penangkap ikan tersebut di Laut Lepas, di wilayah perairan di luar yurisdiksi negara mana pun.
Kahadiran ratusan kapal perikanan China di perairan Galapagos memunculkan protes dari berbagai kalangan, terutama di Ekuador. Hingga Juli 2020 tercatat lebih dari 260 kapal ikan berada dalam kawasan konservasi di Galapagos.
Kasus serupa pernah terjadi pada 2017. Ribuan ekor hiu, termasuk jenis hiu martil yang hampir punah, telah ditangkap. Kemudian pada 2018, terdeteksi sebanyak 245 kapal di perairan tersebut.
Komentar tentang post