Darilaut – Keberadaan mangrove di pesisir Jakarta diprediksi mampu menurunkan laju intrusi menjadi 0,2 km/tahun.
Kondisi ini lebih rendah dari laju intrusi dengan tanpa ekosistem mangrove, yakni sebesar 0,3-0,4 km/tahun. Hal ini menegaskan bahwa keberadaan ekosistem mangrove sangat penting bagi pesisir utara Jakarta.
Selain itu, dampak krisis perubahan iklim (climate change) kian terasa mulai dari banjir hingga peningkatan suhu.
Perusahaan konglomerasi ASEAN, SCG, melalui salah satu anak perusahaannya di Indonesia, PT SCG Readymix Indonesia (Jayamix by SCG) mengambil peran dalam menghadapi perubahan iklim lewat penanaman 1.972 bibit mangrove di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk (PIK), Kamis (23/6).
Dipilihnya pesisir Jakarta sebagai lokasi penanaman mangrove karena kebutuhan sabuk hijau (greenbelt) mangrove di pesisir ibu kota untuk mengurangi intrusi air laut (meresapnya air laut ke dalam air tanah), berdasarkan garis optimal.
President Director Jayamix by SCG, Vorapong Panavasu, menjelaskan, aksi penanaman mangrove ini merupakan kontribusi nyata perusahaan di bidang lingkungan sekaligus merayakan ulang tahun perusahaan yang ke-50.
SCG meyakini pentingnya perlindungan ekosistem mangrove dalam mitigasi perubahan iklim dan harus didukung seluruh pihak. Melalui agenda penanaman bertajuk Jayamix Green 50ldier (re: Soldier), perusahaan telah menyiapkan 1.972 bibit mangrove, sesuai dengan tahun didirikannya perusahaan, untuk ditanam oleh para karyawan.
Komentar tentang post