PANGKALAN Angkatan Laut (Lanal) Kota Dumai menggagalkan pengiriman 10 ribu baby (benih) lobster senilai Rp 1,5 miliar. Seperti diberitakan merdeka.com, benih lobster ini akan dikirim ke Singapura melalui perairan Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau, Jumat (19/10) pekan lalu.
Benih lobster asal Jambi itu, diduga akan dikirim ke Vietnam melalui Singapura. Penyelundupan benih lobster dari Indonesia, masih terus dilakukan.
Padahal, sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah meminta Vietnam untuk tidak lagi membeli bibit lobster dan lobster bertelur dari Indonesia.
Susi mengatakan, masih tingginya permintaan dari Vietnam menyebabkan banyak pengepul Indonesia yang melakukan penyelundupan. Kegiatan ini sangat mengancam keberlanjutan lobster di alam.
“Apabila tidak dijaga lobster akan punah,” kata Susi.
Menurut Susi, lobster yang boleh dibeli berukuran di atas 200 gram per ekor dan tidak dalam kondisi bertelur. Vietnam dapat membesarkannya hingga berukuran 800 gram. Ini demi keberlanjutan bisnis Vietnam dan Indonesia.
Menteri Susi menyampaikan hal ini saat melakukan pertemuan bilateral dengan Deputy Minister of Agriculture and Rural Development Vietnam, Hoàng Văn Thắng, Jumat (12/10). Pertemuan ini di sela-sela menghadiri Annual Meetings 2018 Indonesia International Monetary Fund (IMF) World Bank Group di Nusa Dua Bali.
Bertempat di Ayodya Resort Bali, Menteri Susi dan Hoàng Văn Thắng membicarakan peluang kerja sama Indonesia dan Vietnam di industri pengolahan perikanan.
Susi mengatakan, pengambilan bibit lobster di alam telah mengurangi produksi lobster di Indonesia. Puluhan tahun lalu, dalam satu tahun tangkapan, lobster bisa mencapai puluhan ribu ton. Namun saat ini sudah berkurang, bisa habis lobsternya.
Terkait hal tersebut, Hoàng Văn Thắng berjanji bahwa pemerintah Vietnam akan memberikan sosialisasi kepada daerah-daerah yang masih membeli bibit lobster dan mengarahkan mereka untuk berpindah pada usaha lainnya.
“Saya pikir nanti kita perlu membuat lebih banyak pertemuan lagi antara dua belah pihak, dan nanti bisa bicarakan lebih lanjut masalah ini,” ujarnya.
Mengapa penyelundupan benih lobster maupun lobster bertelur masih marak terjadi di sejumlah daerah?
Ini lantaran harga yang menggiurkan yang ditawarkan pembeli di negara tujuan pengiriman. Padahal, nelayan dapat menjual dengan harga yang jauh lebih tinggi, jika lobster dibiarkan berkembang terlebih dahulu.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina mengatakan, benih lobster mutiara dijual di Indonesia paling tinggi Rp 79 ribu sampai Rp 90 ribu per ekor. Di Singapura harganya kurang lebih USD10 atau sekitar Rp 145 ribu per ekor.
Benih lobster jenis pasir dijual nelayan Rp 18 ribu hingga Rp 26 ribu per ekor. Di Singapura dihargai hingga dua kali lipat.
Masyarakat diminta tidak melakukan penangkapan dan pengiriman benih lobster karena nilai ekonomi yang didapatkan masih jauh di bawah yang seharusnya. Selain itu, penangkapan benih lobster dapat mengancam keberlanjutan lobster di alam.*
Komentar tentang post