Jakarta – Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto mengatakan, kinerja sektor kelautan dan perikanan dapat dilihat pada peningkatan pendapatan nelayan dan pembudidaya ikan.
Khusus pembudidaya ikan, rata-rata nilai pendapatan secara nasional tahun 2018 sebesar Rp 3,38 juta per bulan atau naik 13,04 persen, dibanding tahun 2015 yang mencapai Rp 2,99 juta per bulan. Angka pendapatan ini jauh melampaui rata-rata UMR nasional Rp 2,25 juta per bulan.
Indikator keberhasilan lainnya, pencapaian nilai tukar nelayan (NTN) dan nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi). Bulan Juni 2019 NTN tercatat sebesar 132,92 atau naik 2,95 persen, dibanding bulan yang sama tahun 2018 yang mencapai 129,31.
Begitu pula NTPi bulan Juni 2019 tercatat sebesar 134,42 atau naik 2,83 persen, dibanding bulan yang sama tahun 2018 yang mencapai 130,71. Capaian positif nilai NTN dan NTPi Ini mengindikasikan adanya peningkatan daya beli yang dipicu oleh kenaikan pendapatan usaha di atas ambang batas kelayakan ekonomi.
Angka ini juga akan memicu naiknya nilai saving rate untuk re-investasi, sehingga mendorong kapasitas usaha nelayan dan pembudidaya ikan yang lebih kuat.
“KKP terus mendorong berbagai program kebijakan yang diarahkan dalam rangka menjaga kedaulatan, mengoptimalkan sumber daya secara berkelanjutan, dan pemanfaatan nilai ekonomi yang secara langsung menyentuh stakeholder utama untuk memberikan efek positif terhadap peningkatan kesejahteraan,” kata Slamet, saat menyerahkan bantuan senilai Rp 2,5 miliar bagi pembudidaya ikan, nelayan, pengolah ikan dan petambak garam dari Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang, Rabu (14/8).
Penyerahan bantuan ini disaksikan Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Rizal Djalil. Bantuan yang diberikan berupa input produksi budidaya ikan (benih ikan), paket budidaya ikan sistem bioflok, bantuan kapal <5 GT, bantuan alat penangkap ikan dan asuransi nelayan. Selain itu, fasilitas pembiayaan melalui kredit lunak Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP), sarana dan prasarana rantai dingin (ice flake machine dan chest freezer) dan beasiswa bagi anak pelaku utama.
Slamet mengatakan, selama 4 (empat) tahun terakhir ini kinerja sektor kelautan dan perikanan menunjukkan capaian yang positif. Secara makro, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2018 sebesar Rp238,64 triliun atau naik 5,2% dibanding tahun 2017 yang senilai Rp226,85 triliun.
Anggota BPK Rizal Djalil mengatakan, berbagai program prioritas yang telah dijalankan oleh KKP di Kota Batam menghasilkan output kenaikan produksi perikanan di Kota Batam, serta peningkatan PNBP. Hal ini merupakan sesuatu yang menggembirakan. Namun yang lebih penting adalah peran dari KKP untuk dapat mensejahterakan masyarakat.*
Komentar tentang post