Darilaut – Profesor Riset Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ignasius Dwi Atmana Sutapa mengatakan, akibat perubahan iklim, Indonesia diperkirakan akan menderita dampak kenaikan muka air laut.
Selain itu, setidaknya terdapat lima dampak penting yang terjadi akibat perubahan iklim yaitu pencemaran air, hilangnya keanekaragaman hayati, kekurangan air bersih dan sanitasi, kekeringan dan banjir, serta konflik air.
“Naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan beberapa pulau kecil akan tenggelam dan beberapa kota yang berada di pinggir laut seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya akan menderita banjir,” kata Ignasius, seperti dikutip dari Lipi.go.id, Jumat (24/4).
Guna menanggulangi dampak perubahan iklim yang terjadi di Indonesia khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih, pemerintah terus menambah pembangunan waduk yang digunakan untuk menampung kelebihan air di musim hujan.
“Kelebihan air yang telah ditampung di waduk dapat dimanfaatkan pada musim kemarau yang saat ini terjadi dengan ekstrim. Selain untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih, waduk juga dapat menopang perekonomian masyarakat diantaranya untuk pengairan,” ujarnya.
Ignasius mengatakan, apabila air tidak dikelola dengan baik maka suatu saat akan terjadi bencana karena air adalah aset yang sangat penting. Sumber daya air bisa dikatakan tidak tak terbatas.
Menurut Ignasius, jumlah air tetap, akan tetapi kebutuhan akan air semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas air yang semakin menurun dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh aktifitas manusia.
Sebanyak 97 persen air di bumi berada di lautan yang merupakan air asin. Hanya 3 persen saja yang merupakan air tawar. “Bantu selamatkan bumi dengan mengunakan air secara bijaksana karena jumlah air tidak akan bertambah seperti yang tergambar pada siklus air,” katanya.*
Komentar tentang post