Darilaut – inisiatif restorasi sungai dan lahan basah terbesar dalam sejarah “Freshwater Challenge” diluncurkan pada Konferensi Air PBB di New York, Kamis (23/3).
Inisiatif Freshwater Challenge (Tantangan Air Tawar) tersebut diluncurkan koalisi pemerintah untuk memulihkan sungai, danau, dan lahan basah yang terdegradasi. Hal ini sangat penting untuk mengatasi krisis air, iklim, dan alam yang memburuk di dunia.
Dalam siaran pers Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Freshwater Challenge bertujuan untuk memulihkan 300.000 km sungai atau setara lebih dari 7 kali keliling Bumi — dan 350 juta hektar lahan basah — area yang lebih luas dari India – pada tahun 2030.
Bersamaan dengan pasokan air, ekosistem air tawar yang sehat memberikan banyak manfaat bagi manusia dan alam, dan sangat penting untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain itu, mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Selama setengah abad ini, sepertiga dari lahan basah dunia telah hilang lebih cepat daripada hutan. Sungai dan danau adalah ekosistem yang paling terdegradasi di dunia, dengan populasi ikan, banyak di antaranya sangat penting untuk ketahanan pangan masyarakat, yang terdorong ke tepi jurang.
Maret ini, laporan penilaian keenam Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim menguraikan dampak serius perubahan iklim terhadap ekosistem air tawar.
Komentar tentang post