redaksi@darilaut.id
Senin, 30 Januari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Untuk Melihat Hilal Perlu Alat Bantu Optik

Untuk Melihat Hilal Perlu Alat Bantu Optik

redaksi redaksi
3 April 2022
Kategori : Berita
Alat bantu optik, teleskop. FOTO: DARILAUT.ID

Alat bantu optik, teleskop. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Profesor Riset Astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, mengatakan, untuk melihat hilal diperlukan alat bantu optik berupa teleskop untuk pengamatan benda langit.

Hilal merupakan bulan sabit pertama yang teramati sesudah maghrib, itu pasti penanda awal bulan.

Hilal bukti paling kuat telah bergantinya periode fase bulan yang didahului bulan sabit tua dan bulan mati.

Dalam Seminar Posisi Hilal Penentu Awal Ramadan 1443 Hijriah di kanal virtual Kementerian Agama, Jumat (1/4) Thomas mengatakan, kondisi saat ini masih ada dikotomi antara Rukyat dan Hisab yang sesungguhnya dalam ilmu astronomi kedudukannya setara.

“Rasulullah hanya memberi contoh tanpa menjelaskan alasannya, tetapi secara astronomi rukyatul hilal atau pemantauan bulan sangat beralasan.”

Mengenai penentuan hisab, kata Thomas, telah berkembang sejak jaman Rasulallah di antaranya ialah hisab urfi, hisab taqribi, dan hisab haqiqi.

“Metode Hisab Urfi berkembang sejak zaman nabi dan masih digunakan kelompok masyarakat,” katanya.

Metode hisab taqribi, menurut Thomas, seperti yang digunakan pada kitab Sulamunnayirain, dan hisab haqiqi dengan formulasi astronomi yang dibagi menjadi dua kriteria.

Pertama, kriteria sederhana (wujudul hilal) dan yang kedua adalah kriteria imkan rukyat (visibilitas).

Thomas mengatakan, perlu adanya kriteria dalam penentuan awal bulan yang kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa rukyat memerlukan verifikasi, untuk menghindari rukyat keliru.

“Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria,” ujarnya.

Kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam perkiraan rukyat.

Menurut Thomas, kriteria yang perlu diadopsi diantaranya harus berdasarkan Dalil Syar’i awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

“Kriteria harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab, untuk menjadi kesepakatan bersama,” kata Thomas.

Kalender Islam Global

Thomas yang juga Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama, mengatakan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) yang ditetapkan pada 2021.

“Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat,” kata Thomas.

Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Saat Magrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasi sekira 3 derajat.

Untuk menyatukan kalender Islam global, Rekomendasi Jakarta 2017 (RJ2017)/ Kriteria Baru MABIMS mengusulkan tiga hal yang tidak terpisahkan.

Pertama, kriteria awal bulan adalah elongasi bulan minimal 6,4 (derajat) dan tinggi bulan minimal 3 derajat pada saat magrib di Kawasan Asia Tenggara.

Kedua, Batas tanggal Internasional dijadikan sebagai batas tanggal kalender Islam global.

Ketiga, OKI (Organisasi Kerja sama Islam) menjadi otoritas kolektif dalam menetapkan kalender islam global.

Tags: AstronomiBRINHilalKementerian AgamaRamadanThomas Djamaluddin
Bagikan1Tweet1KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Peredaran satwa liar jenis burung digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, pada Sabtu 28 Januari 2023. FOTO: BB KSDA JAWA TIMUR/KSDAE
Berita

Peredaran Seribu Burung Ilegal Digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak

30 Januari 2023
Paus Bryde jenis Balaenoptera edeni, ditemukan mati terdampar pada Kamis 19 Januari 2023 di Pantai Munggu, Krobokan, Badung, Bali. FOTO: BPSPL DENPASAR/KKP
Berita

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

30 Januari 2023
Ilustrasi bibit siklon tropis. GAMBAR: ZOOM.EARTH
Berita

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

29 Januari 2023
Next Post
Ilustrasi gelombang air laut. FOTO: DARILAUT.ID

Blob, Gelombang Panas Terbesar di Laut

Cuaca yang makin ekstrem. FOTO: DARILAUT.ID

Gelombang Panas Laut Sebabkan Cuaca Ekstrem

Komentar tentang post

REKOMENDASI

InaBuoy, Teknologi Deteksi Dini Tsunami Berbasis Buoy

World Orca Day

Menteri Susi Ajak Nelayan Berantas Rumpon

Sulawesi Utara Bentuk Forum Perlindungan Awak Kapal Perikanan

Program Bank Sampah Hasilkan Uang Bagi Masyarakat

Penelitian Terbaru, Sebagian Kerang Hijau Pantai Utara Jawa Tak Layak Konsumsi

TERBARU

Peredaran Seribu Burung Ilegal Digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

Kepala BNPB Ingatkan Banjir dan Longsor di Manado Kejadian Berulang

Tahun 2023 Kemenhub Layani 177 Trayek Angkutan Laut

Pemberitaan Berperspektif Keberagaman Perlu Diperkuat

TERPOPULER

  • Ikan karang Amphiprion ocellaris, Sulawesi, Indonesia (Randall, 1998) dan Amphiprion percula, Papua New Guinea (Allen & Erdmann, 2012) contoh yang mendukung spesiasi alopatrik.

    Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    27 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    231 bagikan
    Bagikan 98 Tweet 56
  • Biogeografi Ikan di Kawasan Segitiga Terumbu Karang

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    31 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    25 bagikan
    Bagikan 10 Tweet 6
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    416 bagikan
    Bagikan 174 Tweet 101
  • Tantangan Teknologi Penangkapan Ikan yang Efektif dan Ramah Lingkungan

    16 bagikan
    Bagikan 15 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk