Darilaut – Setelah gempa bumi dahsyat melanda Taiwan pada Rabu (3/4) pagi, informasi palsu atau video palsu telah menyebar di media sosial.
Melansir NHK, video tersebut mencakup bencana masa lalu, seperti gempa Semenanjung Noto baru-baru ini di Jepang.
Beberapa orang memposting informasi tersebut untuk mendapatkan uang. Para ahli mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan disinformasi.
Media sosial dapat memainkan peran penting dalam bencana. Tak terkecuali gempa Taiwan pada hari Rabu. Segera setelah gempa terjadi, banyak postingan muncul di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, memberi tahu masyarakat tentang kerusakan yang terjadi di Taiwan dan mendesak warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Di sisi lain, informasi yang salah dan laporan palsu juga terus bermunculan.
Melansir Taiwannews.com, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, juga meminta semua orang untuk memverifikasi laporan online terkait gempa untuk menghindari penyebaran informasi yang salah yang berpotensi membahayakan.
NHK melaporkan beberapa postingan menunjukkan video tsunami yang melanda Semenanjung Noto di Jepang tengah pada tanggal 1 Januari, atau video guncangan tanah akibat gempa di Taiwan dua tahun lalu, diklaim terjadi saat gempa terbaru.
Pada pukul 17.00, di hari Rabu, beberapa video serupa telah ditonton lebih dari 1,7 juta kali.