Darilaut – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengambil fokus penelitian strategis riset laut dalam, terutama di wilayah timur Indonesia.
Hal ini karena laut dalam tersimpan kehidupan ekosistem yang banyak manfaatnya bagi manusia. Hasil riset laut dalam ke depan diharapkan dapat menjadi pilar dalam mendukung kemandirian Indonesia.
Kepala Pusat Riset Laut Dalam BRIN, Intan Suci Nurhati, mengatakan lebih dari 85% wilayah laut dalam belum dieksplorasi. Padahal wilayah ini menyimpan banyak potensi sebagai sumber oksigen dan makanan. Sebagian besar laut dalam di Indonesia terletak di wilayah timur, seperti Laut Banda yang memiliki palung bernama “Palung Weber” dengan kedalaman mencapai 7.440 meter dan lebar 150 km.
Saat Talkshow “Teknologi Laut Dalam dan Maritim” yang merupakan rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-28, Jumat (4/8), kata Intan, eksplorasi di wilayah ini merupakan tantangan besar karena memerlukan infrastruktur yang kuat dan mumpuni, termasuk kapal riset dan peralatan eksplorasi tingkat lanjut.
Riset tentang laut dalam selain membutuhkan peralatan yang mumpuni juga penuh tantangan, ujar Intan.
“Penggunaan kapal selam dan submersible menjadi contoh infrastruktur penting untuk riset di wilayah ini. Namun, hal tersebut memerlukan dukungan dan anggaran yang memadai untuk memastikan riset dapat dilakukan dengan efektif dan sukses,” ujarnya.
Komentar tentang post