Darilaut – Kegiatan budidaya pembesaran ikan napoleon di Kepulauan Natuna dan Anambas masih sangat tergantung dari ketersediaan juvenil Napoleon di alam.
Itu sebabnya, menurut peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Ayuningtyas Indrawati & Suparmo, dalam Jurnal Oseana, Volume 46, Nomor 2 Tahun 2021, pemanfaatan benih ikan tersebut dari alam harus memperhatikan kelestarian stok populasi.
Hasil survei pemantauan populasi ikan Napoleon di Kepulauan Natuna yang dijalankan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI pada 2019, kelimpahan individu per hektare (ind/ha) adalah 0,70. Sementara di Kepulauan Anambas survei pada 2013 kelimpahan individu per hektare 0,48 (Sadovy et al., 2019).
Menurut Edrus (2012), kategori tingkat kelimpahan Ikan Napoleon dibagi dalam lima tingkatan.
(1) Kelimpahan ikan Napoleon < 2 individu per hektar (ind/ha) merupakan tingkat kelimpahan sangat rendah. (2) Nilai kelimpahan 2,1–4 ind/ha merupakan tingkat kelimpahan rendah.
(3) Nilai 4,1–6 ind/ha dengan tingkat kelimpahan sedang. (4) Nilai 6,1–8 ind/ha merupakan tingkat kelimpahan tinggi. (5) Nilai di atas 8 ind/ha disebut dengan tingkat kelimpahan sangat tinggi.
Berdasarkan kategori tersebut, nilai kelimpahan ikan Napoleon pada lokasi Kepulauan Natuna dan Anambas menunjukkan tingkat kelimpahan ikan Napoelon sangat rendah.
Komentar tentang post