Jakarta – Penelitian DNA Barcoding sangat penting untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati di Sulawesi Tenggara. Karena itu, sebelum melakukan penelitian, perlu dilakukan pembekalan dan pelatihan DNA Barcoding.
“Harapannya peserta akan mendapat bekal yang cukup untuk penelitian genetika,” kata Dr Hawis Madduppa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menjadi narasumber utama kegiatan pelatihan DNA Barcoding.
Hawis yang juga anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) mengatakan dengan bekal pelatihan ini, peserta dapat mengeksplorasi lebih jauh tentang keanekaragaman hayati di Sulawesi Tenggara.
Materi pelatihan, menurut Hawis, meliputi pengetahuan ekologi molekular, keamanan bekerja di laboratorium dan desain primer DNA. Selanjutnya, teknik ekstraksi dan amplifikasi DNA.
Peserta juga mendapat materi beberapa contoh penelitian yang telah dilaksanakan di Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan. Seperti penelitian genetika populasi dan DNA lingkungan.
“Kegiatan ini memberikan bekal untuk penelitian DNA Barcoding,” kata anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) ini.
Pelatihan DNA Barcoding dilaksanakan di Universitas Halu Oleo (UHO) pada 20 Juni 2018. Pelatihan ini atas kerjasama Laboratorium Biodiversitas dan Biosistematika Kelautan (Biodivs) FPIK IPB dengan Laboratorium Biologi FMIPA UHO.
Peserta pelatihan sebanyak 25 orang. Masing-masing 14 peserta dari FMIPA UHO, Sembilan FPIK UHO, satu Pascasarjana UHO dan satu dari Universitas Muhammadiyah Buton. Pelatihan ini dibuka oleh Dr Analuddin Dekan FMIPA UHO.*
Komentar tentang post