Darilaut – Dalam 3 tahun terakhir terdapat beberapa kali kejadian dugong yang ditemukan di perairan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Seperti kejadian belum lama ini, di akhir Mei, seekor dugong ditemukan nelayan Pulau Cempedak, yang kemudian dilepas kembali ke habitatnya.
Berdasarkan laporan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalbar yang dilansir Ksdae.menlhk.go.id, pelepasan dugong di Cempedak jarang terjadi.
BKSDA Kalbar mencatat, di akhir tahun 2017 pernah dilaporkan keberadaan Dugong dalam kondisi mati di wilayah selatan Ketapang oleh nelayan sekitar Kendawangan.
Selang dua tahun, pada 2019 tercatat 6 kasus Dugong yang mati akibat terjaring pukat oleh nelayan.
Sementara di tahun 2020, Januari hingga Mei, tercatat 4 kali Dugong yang terjerat pukat. Dua dari empat ekor yang terjerat berhasil diselamatkan.
Di Pulau Cempedak dan sekitarnya terdapat padang lamun (seagrass). Kawasan padang lamun yang tumbuh di perairan yang dangkal ini sebagai habitat dugong.
Mamalia lalut ini, mencari makan, mengasuh anak dan berbagai aktivitas lainnya di padang lamun.
Data di BKSDA Kalbar terdapat 6 jenis lamun di kawasan tersebut. Tiga di antara jenis lamun tersebut merupakan pakan utama Dugong.
Dugong atau biasa disebut duyung ditemukan dalam kondisi hidup di Pulau Cempedak, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalbar. Petugas dari berbagai instansi terkait, kemudian melepas kembali dugong tersebut ke laut, Senin (25/5).
Komentar tentang post