Darilaut – Dalam tiga minggu terakhir, puluhan ribu warga Australia mengungsi dari rumah mereka karena banjir dahsyat melanda bagian timur negara itu.
Beberapa daerah mengalami banjir terparah dalam beberapa dasawarsa, saat hujan deras menenggelamkan daerah pemukiman, memutus saluran listrik dan menyebabkan air di waduk meluap. Hal ini mengakibatkan kerusakan puluhan juta dolar.
Perdana Menteri New South Wales Dominic Perrottet mengatakan banjir ini sebagai “peristiwa sekali dalam seribu tahun.”
Namun para ahli mengatakan perubahan iklim memicu peningkatan cuaca ekstrem di seluruh Australia, seperti kebakaran hutan, banjir, dan kekeringan lebih sering terjadi.
Sebuah laporan yang diterbitkan bulan lalu oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan GRID Arendal memperkirakan bahwa kebakaran hutan akan menjadi lebih sering dan intens. Secara global kebakaran akan meningkat 50 persen di akhir abad ini.
Kebakaran hutan membuat lahan tandus, yang menyebabkan peningkatan limpasan dan banjir, kemudian kekeringan.
Ahli Adaptasi Perubahan Iklim UNEP Alvin Chandra, mengingatkan ini adalah tren yang terjadi di seluruh dunia. Banyak negara tidak siap.
Mengutip Unep.org (17/3), Chandra mengatakan para ilmuwan memiliki pandangan yang sama bahwa banjir ekstrem menjadi lebih umum di Australia. Hal ini dapat dikaitkan dengan lautan lebih hangat dan meningkatkan jumlah uap air yang bergerak dari laut ke atmosfer.
Komentar tentang post