Darilaut – Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aris Pramudia mengatakan data iklim dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi informasi jadwal tanam di sektor pertanian.
Hal ini penting untuk meningkatkan ketahanan iklim dan produktivitas sektor pertanian Indonesia.
“Saya menyampaikan pengalaman bagaimana memanfaatkan data-data iklim untuk terapan di sektor pertanian,” kata Jumat (14/4).
Menurut Aris data iklim bisa kita olah menjadi informasi jadwal tanam untuk tanaman padi, jagung, kedelai, termasuk menganalisis potensi luas tanamnya.
Aris berpengalaman ketika menjadi peneliti di Kementerian Pertanian (sebelum bergabung ke BRIN) menjadi salah satu inventor dan mengembangkan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu atau SI Katam Terpadu.
Sampai saat ini, kata Aris, SI Katam Terpadu dikelola Kementan. Sejak bergabung di BRIN, diminta untuk mendampingi Kementan, untuk transfer pengetahuan dan keahlian.
Jadi bagaimana data iklim dari BMKG diolah menjadi informasi jadwal tanam, potensi luas tanam, potensi tingkat kerawanan banjir, kekeringan, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan sebagainya, di lahan sawah untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai.
SI Katam Terpadu sudah mencakup hingga level kabupaten, dan kecamatan, bahkan pemantauannya melalui data satelit hingga sampai level desa. Sistem informasi ini merupakan salah satu implementasi sistem peringatan dini dan penanganan dampak perubahan iklim, yang telah diatur dalam UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
Komentar tentang post