Oleh: Dr. Funco Tanipu
Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo
Memasuki awal tahun 2024, media sosial maupun media elektronik lainnya semakin panas. Apa yang membuat panas? Tentu saja karena ada momentum pemilu di bulan Februari yang tinggal 1 bulan lagi, dan pilkada yang akan dilaksanakan pada bulan September tahun ini.
Lalu kenapa disebut tahun baper (bawa perasaan)? Sebab, apa saja yang membuat iri, membuat panas dan menimbulkan prasangka dalam momentum pemilu serta pilkada, akan menjadikan sebagian besar orang menjadi baper.
Mengapa Ada yang Baper?
Lho, emangnya kenapa sampai bisa baper? Bukankah pemilu adalah agenda yang dilalui setiap lima tahun secara reguler? Setiap orang yang diatas 17 tahun kan pasti melewati hal ini?
Orang menjadi baper karena beberapa hal, pertama, kalau dia Calon Anggota Legislatif atau Calon Kepala Daerah, dia agak kurang senang dengan pergerakan dengan caleg lainnya dalam satu dapil maupun satu partai. Dia merasa tersaingi dan menganggap yang lain adalah saingan bahkan musuh.
Kedua, bagi rakyat yang tergabung dalam tim sukses, dia merasa bahwa kerjaan tim sukses lain bisa menghabisinya, bisa mengalahkannnya. Dia pun lalu melakukan segala cara untuk menghabisi sahabat yang dia terjemahkan menjadi lawannya dalam pemilu atau pilkada.