Darilaut – Peristiwa kandasnya KM Tidar di dermaga pelabuhan Namlea dan kapal pengangkut BBM di pelabuhan Tobelo sangat berdampak bagi lingkungan maupun perekonomian di wilayah tersebut.
Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut – Kementerian Perhubungan, Hengki Angkasawan, mengatakan kita harus belajar dan terus mengevaluasi dari peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi.
“Kejadian musibah terhadap 2 kapal tersebut menunjukkan kepada kita mengenai betapa pentingnya penetapan alur-pelayaran bagi keselamatan dan keamanan pelayaran,” kata Hengki saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penetapan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Namlea dan Pelabuhan Tobelo, Kamis (19/8).
Dalam menetapkan alur pelayaran terdapat beberapa unsur penting. Salah satunya adalah survey hidro-oseanografi yang berfungsi untuk mengevaluasi data-data teknis perairan yang akan ditetapkan alur-pelayarannya. Sehingga kapal-kapal yang akan masuk maupun keluar pelabuhan terjamin keselamatan dan keamanannya.
Oleh karena itu, kata Hengki, Ditjen Perhubungan Laut menyelenggarakan kegiatan FGD ini dengan tujuan agar para narasumber dan peserta dapat bersinergi dengan baik dan memberikan saran dan masukan yang dapat memperkaya dan menyempurnakan rancangan Keputusan Menteri Perhubungan dalam rangka Penetapan Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Namlea dan Pelabuhan Tobelo.
Komentar tentang post