Darilaut – Dua organisasi penelitian terkemuka beberapa minggu yang lalu mengkonfirmasi apa yang telah lama dipikirkan para ilmuwan: terumbu karang perairan hangat di dunia mengalami pemutihan (bleaching) massal untuk keempat kalinya dalam 25 tahun.
Untuk memperingati Hari Laut Sedunia (World Oceans Day) jatuh pada tanggal 8 Juni, dan acara tahun 2024 dirayakan pada tanggal 7 Juni, Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mengangkat fenomena pemutihan karang.
Karang adalah kumpulan ratusan ribu hewan kecil. Seringkali warnanya berubah-ubah, menjadi pucat pasi saat sedang stres, yang bisa menjadi pertanda kematian mereka.
Para ilmuwan yakin bahwa kenaikan suhu lautan, yang sebagian disebabkan oleh perubahan iklim, sebagai penyebab terjadinya pemutihan terbaru, yang terjadi mulai dari Panama hingga Australia – dan kondisinya semakin memburuk.
Para ahli mengatakan karang merupakan salah satu ekosistem yang paling rentan di planet ini terhadap perubahan iklim. Kota-kota bawah laut ini, yang merupakan tempat hidup 25 persen kehidupan laut, mungkin akan hilang pada akhir abad ini.
“Hilangnya karang akan menjadi tragedi nyata dari sudut pandang keanekaragaman hayati dan ekonomi,” kata Leticia Carvalho, Kepala Cabang Kelautan dan Air Tawar dari UNEP.