Sorong – Direktur Eksekutif Misool Foundation, Heri Yusamandra mengatakan, program bank sampah yang dimulai sejak 2014 dapat menghasilkan uang bagi masyarakat. Program bank sampah ini dijalankan di wilayah Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat.
“Program bank sampah telah kami mulai sejak tahun 2014 lalu dengan tujuan membantu pemerintah mengatasi sampah melalui rekayasa sosial. Sampah yang tadinya tidak bernilai, kotor dan bau ternyata bisa menghasilkan uang bagi masyarakat yang terlibat,” kata Heri.
Peliknya masalah sampah di kota Sorong tekah mendorong Misool Foundation berinisiatif membangun program bank sampah tersebut. Dalam sehari produksi sampah Kota Sorong mencapai 15 kontainer. Sebanyak 30 persen atau 5 kontainer sampah tersebut merupakan sampah plastik.
Permasalahan ini terungkap dalam lokakarya pencegahan sampah plastik yang dilaksanakan di kota Sorong pada sabtu (16/2). Kegiatan ini berkaitan dengan Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa yang dilaksanakan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) dan Yayasan Makassar Skalia. Kegiatan di Sorong didukung Kementerian Kelautan dan Perikanan, SEA Project dan Misool Baseftin Foundation.
“Kawasan pelabuhan umum dan pelabuhan perikanan pantai kota Sorong mesti menjadi percontohan penanganan sampah. Dalam kawasan pelabuhan aktivitas bongkat muat sangat tinggi dan menghasilkan sampah,” kata ketua harian ISKINDO Moh Abdi Suhufan.
Komentar tentang post