MOH ABDI SUHUFAN
SETELAH menunggu selama 21 tahun, pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, provinsi Maluku akhirnya menemui titik terang. Hal ini ditandai dengan persetujuan pemerintah Indonesia atau usulan Revisi Pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Masela yang diajukan INPEX selaku kontraktor pada Juli 2019 lalu. Atas persetujuan revisi PoD ini, pemerintah juga menyetujui permohonan untuk alokasi tambahan waktu selama 7 tahun dan perpanjangan Production Sahring Contract (PSC) Wilayah Kerja/Blok Masela selama 20 tahun, atau hingga 2055. Oleh Presiden Jokowi, diakui bahwa kesepakatan investasi ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah investasi gas di Indonesia. Nilainya cukup besar dan fantastis yaitu sebesar US $ 19,8 miliar atau Rp 277 triliun.
Dalam kurun waktu ‘persiapan proyek’, pihak INPEX selaku kontraktor Blok Masela nampaknya sudah menyadari berbagai resiko politik, sosial dan ekonomi atas proyek ini. Apalagi dalam durasi waktu 1998-2019, berbagai macam perubahan politik, pemerintahan, regulasi dan kebijakan investasi bidang migas turut mewarnai perjalanan proyek Masela. Oleh karena itu, sejalan dengan kegiatan explorasi (awalnya offshore), sejak tahun 2011 INPEX telah melakukan program investasi sosial kepada pemerintah daerah dan masyarakat Tanimbar.
Investasi sosial, menurut Bondarenko dan Omelianovych [2009], adalah cara untuk menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan melalui program-program yang ditargetkan guna memenuhi kebutuhan kelompok dasar pemangku kepentingan yaitu komunitas lokal, pelanggan dan staf. Adapun program investasi sosial INPEX merupakan manivestasi salah satu prinsip dasar dan kebijakan CSR INPEX yaitu ‘mengakui tanggung jawab perusahaan dalam membantu, menjaga lingkungan & berperan dalam pembangunan berkelanjutan’. Atas dasar ini, INPEX kemudian merumuskan program investasi sosial yang lebih holistik dan sesuai dengan misi, prinsip dan kode etik perusahaan.
Rumusan dan strategi investasi sosial INPEX tersebut tentunya berdasarkan kajian analisa dampak sosial proyek Masela. Analisa dampak sosial adalah penilaian dampak yang kemungkinan ditimbulkan oleh operasi proyek Masela terhadap masyarakat, komunitas dan pemerintah. Analisa dampak sosial merupakan siklus berantai dari tahap inisiasi konsep proyek, tahap desain dan engineering, serta tahap konstruksi dan operasional. Sepanjang proses tahap awal sampai operasional proyek, salah satu hak yang penting dan strategis untuk terus dilakukan adalah stakeholder engagement. Tujuan semua proses ini adalah untuk memastikan bahwa pembangunan proyek mendapatkan dukungan stakeholder terkait, membangun keunggulan kompetitif perusahaan serta membatu pengelolaan anggaran dan jadwal proyek.
Berdasarkan hasil studi social mapping tahun 2011, kajian kebutuhan dan peran serta masyarakat kepulauan Tanimbar tahun 2013 yang dilakukan INPEX terungkap berbagai macam isu dan problem sosial kemasyarakatan. Isu strategis yang teridentifikasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar saat itu adalah tingginya angka kemiskinan, keterbatasan infrastruktur dasar, mahalnya harga barang dan jasa, dominasi kegiatan pertanian oleh masyarakat dan keterbatasan anggaran pembangunan sebagai daerah otonom baru. Sementara itu, isu spesifik yang berkorelasi dengan rencana pengembangan Lapangan Abadi Masela adalah terkait kepemilikan lahan yang sifatnya informal, keterbatasan sumber air, adanya ketegangan masyarakat dan besarnya harapan masyarakat terhadap proyek Masela.
Walaupun mengalami masa delay proyek yang cukup lama, tapi sejak tahun 2010 berbagai jenis program investasi sosial INPEX telah dilakukan secara bertahap. Program investasi sosial yang telah dilakukan adalah i) peningkatan akses kepada energy (solar cell), ii) kesehatan dan sanitasi, iii) penguatan ekonomi meliputi pengembangan budidaya rumput laut, pertanian organik, dan pengembangan tenun ikan, iv) pendidikan dan pelatihan meliputi beasiswa INPEX, pelatihan bahasa inggris dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah, serta v) kesejahteraan komunitas.
Melihat ruang lingkup program investasi sosial yang dilakukan INPEX selama ini, tergambar dengan jelas bahwa kepedulian dan komitmen manajemen INPEX sejauh ini sangat inline dengan prinsip dasar perusahaan untuk memajukan kehidupan sosial masyarakat Tanimbar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Davis (1960) bahwa masalah tanggungjawab sosial harus mempertimbangkan konteks manajemen. Davis menekankan bahwa tanggungjawab sosial sangat terkait dengan keputusan atau tindakan perusahaan yang diambil untuk alasan setidaknya sebagian di luar kepentingan ekonomi atau teknis langsung perusahaan tapi sepadan dengan kekuatan sosial perusahaan.
Sejauh ini, implementasi program investasi sosial INPEX setidaknya telah memberikan peluang dan manfaat bagi pengembangan masyarakat di Kepulauan Tanimbar. Hal ini bisa dilihat dari pertama, peningkatan pembangunan kapasitas manusia melalui transfer pengetahuan. Kondisi ini bisa dilihat dari meningkatnya kemampuan teknis pembudidaya rumput laut di Desa Lermatang yang telah mendapatkan pendampingan teknis melalui program rumput laut dan kemampuan bahasa Inggris siswa sekolah percontohan di Saumlaki. Kedua, teridentifikasinya peluang bagi pengembangan ekonomi oleh pemangku kepentingan. Upaya ini terlihat dengan berkembangnya kerajinan tenun ikat Tanimbar karena penetrasi pasar yang makin luas.
Ketiga, kontribusi untuk pembangunan kapasitas lokal dalam penyediaan infrastruktur. Indikasi ini terlihat dengan meningkatnya kemampuan perencanana pembangunan desa melalui pendampingan perencanaan desa di Lermatang dan Latdalam. Dan ke-empat perlindungan sumberdaya budaya untuk masyarakat Tanimbar dengan pengembagan tenun ikat Tanimbar yang telah menjadi salah satu icon tenun ikat nasional.
Sementara itu, bagi keberlangsungan bisnis INPEX di Masela, program investasi sosial yang telah dilakukan selama ini akan menjadi masukan penting guna desain yang efektif dalam mengenali dan pelibatan stakeholders serta proses membangun konsensus antara para pihak dan manajemen. Hal ini juga guna mendapatkan kepercayaan pemerintah dan masyarakat untuk tahapan proyek selanjutnya seperti pada saat pembebasan lahan, perekrutan tenaga kerja, mencegah perselisihan, dan pengurusan perizinan dengan otoritas terkait.
Sejauh ini, perhatian tentang tentang program, analisa dampak dan upaya mitigasi dampak sosial proyek Masela masih kurang diberikan. Pemerintah dan pihak terkait lebih fokus mengkaji dan menganalisa potensi ekonomi, keuangan dan ancaman lingkungan yang akan terjadi jika proyek ini berjalan. Seperti diketahui bahwa dalam pengelolaan lapangan minyak dan gas selama ini, apalagi yang sifatnya onshore selalu menyisakan masalah sosial sejak awal proyek bahkan sampai minyak dan gas itu habis.
Dalam pengelolaan Blok Masela tantangan selanjutnya akan semakin besar. Hal ini disebabkan saat ini proyek Masela baru akan memasuki tahapan detail desain, serta nanti berlanjut pada tahap konstruksi dan operasi. Tapi melihat inisiatif dan rekam program investasi sosial INPEX di Kepulauan Tanimbar kita berharap langkah-langkah ke depan dapat dilakukan dengan penuh optimis, transparan dan dengan kehati-hatian.*
Moh Abdi Suhufan, Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia
Komentar tentang post